Humas Kemensetneg Menjadi Narasumber Pelatihan Kehumasan Timor Leste

 
bagikan berita ke :

Rabu, 12 Juli 2017
Di baca 1372 kali

Pelatihan yang diperuntukkan bagi para pejabat dan pegawai di lingkungan Presidency for the Council of Ministers Republik Democratik Timor Leste yang memiliki tugas di bidang kehumasan dan keprotokolan tersebut dilaksanakan dari tanggal 3 s.d. 14 Juli 2017 di Takes Mansion and Hotel, Jakarta.

 

Dalam paparannya, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik Asisten Deputi Hubungan Masyarakat Kemensetneg, Faisal Fahmi, menjelaskan tentang pengelolaan kehumasan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Paparan diawali dengan penjelasan mengenai tujuan Kementerian Sekretariat Negara sebagai smart governance institution.  Untuk mencapai smart governance institution tersebut telah dilakukan berbagai kegiatan, antara lain melakukan inovasi-inovasi secara terus menerus dan berkelanjutan; menyederhanakan tata kerja organisasi melalui deregulasi, debirokratisasi dan kemudahan akses publik; penerapan e-government melalui digitalisasi proses kerja agar sistematis, efektif, dan efisien; serta mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kemampuan teknis, admininstrasi, analisis, dan wawasan pengetahuan (active learning).

 

Sesi yang dilakukan dalam bentuk diskusi dan sharing session tersebut selain menjelaskan tentang kegiatan kehumasan di Kementerian Sekretariat Negara, juga diwarnai berbagi pengalaman kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh Presidency for the Council of Ministers Republik Democratik Timor Leste.

 

Juvenal, salah satu peserta, menyampaikan bahwa apa yang telah dilakukan Kementerian Sekretariat Negara sangat bagus dan ingin belajar lebih dalam, khususnya mengenai inovasi-inovasi yang telah dilakukan.

 

Lebih lanjut dalam paparannya Faisal juga menjelaskan mengenai peran Humas Pemerintah saat ini, khususnya di Kementerian Sekretariat Negara. Humas Pemerintah harus bisa menjadi bagian dari pembuat keputusan dan secara aktif memberi saran kepada pimpinan di institusinya; berada pada posisi yang strategis untuk keselarasan dengan program dan kinerja, paham mengenai stakeholder institusinya dan tanggap terhadap media content maupun teknologi informasi; tidak boleh menutupi fakta dan data apalagi berbohong, namun tidak harus menyatakan semuanya; dan menguasai materi atau konsep terkait sebuah kebijakan.     

 

Di akhir pertemuan, Faisal menyampaikan bahwa kunci dalam komunikasi publik adalah data yang akurat dan pemahaman substansi masalah/isu; mengenal para pemangku kepentingan termasuk agenda settingnya; menggunakan sumber daya dari berbagai media (online-offline, above-below the line, formal-informal); dan keselarasan informasi antara satu institusi dengan lainnya dan juga keselaranan pernyataan dengan visi Presiden.  

 

Pemaparan diakhiri dengan dengan sesi foto bersama dengan seluruh peserta. (FAF - Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0