Komitmen Kuat Indonesia untuk KSST, Kemensetneg Bekerja Sama dengan BRIN dan IAEA Selenggarakan Regional Training Course

 
bagikan berita ke :

Senin, 18 Juli 2022
Di baca 389 kali

Senin (18/7), Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan International Atomic Energy Agency (IAEA) menggelar program Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) bertajuk Regional Training Course on Plant Mutation Breeding and Associated Biotechnologies in Seed Propagated Crops di Jakarta.   

 

Program pelatihan akan dilaksanakan selama sepuluh hari, dari tanggal 18 hingga 29 Juli 2022. Program ini merupakan bentuk komitmen kuat Indonesia untuk KSST yang merupakan salah satu Prioritas Nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Sebanyak 12 peserta yang berasal dari negara Bangladesh, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Mongolia, Pakistan, Thailand, dan Vietnam, mengikuti pelatihan ini.

 

Program dibuka dengan sambutan dari Direktur Pengembangan Kompetensi BRIN, Sudi Ariyanto, yang menyampaikan ucapan selamat datang kepada peserta yang telah hadir, “Merupakan sebuah kebanggaan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah dari regional training course ini.

 

 

Melanjutkan sambutannya, Sudi menyampaikan bahwa rangkaian acara yang akan diikuti para peserta dimulai dari tanggal 18 hingga 29 Juli 2022. Sudi pun menjelaskan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk mengajarkan peserta perihal pemuliaan tanaman dengan metode mutasi.

 

“Hasil yang diharapkan adalah dapat memperkuat kapasitas serta melatih para ilmuwan muda untuk terlibat dalam pemuliaan tanaman dengan metode mutasi, meningkatkan fasilitasi pemuliaan tanaman dengan metode mutasi, serta meningkatkan varietas-varietas,” ujar Sudi.

 

Acara pembukaan dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko yang sekaligus membuka program pelatihan secara resmi. Dalam sambutannya, Laksamana menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan BRIN yang telah ditunjuk sebagai Pusat Kolaborasi IAEA untuk Pemuliaan Tanaman dengan Metode Mutasi sejak tahun 2017.

 

 

“Tujuan dari program ini adalah untuk melatih para peserta ilmuwan muda dalam pemuliaan tanaman dengan metode mutasi, bioteknologi untuk pengembangan kapasitas manusia di masing-masing wilayah,” jelas Laksana.

 

Lebih lanjut, Laksana menyampaikan bahwa Indonesia sejauh ini telah berhasil menerapkan teknik pemuliaan tanaman dengan metode mutasi untuk sejumlah varietas mutan tanaman pangan penting seperti padi, kedelai, sorgum, kacang hijau, kacang tanah, kapas, pisang, dan gandum tropis.

 

“Varietas mutan ini telah disebarluaskan ke pemangku kepentingan potensial, termasuk petani dan industri di seluruh Indonesia dan telah dilaporkan memberikan dampak pada peningkatan produksi pangan dan ketahanan pangan negara,” lanjut Laksana.

 

Laksana pun menyampaikan harapannya agar program pelatihan ini dapat memberikan kontribusi positif bagi penerapan teknologi nuklir dalam membantu negara-negara kawasan meningkatkan produksi pangan, mempromosikan pembangunan pertanian berkelanjutan, dan mendukung ketahanan pangan wilayah.

 

Melanjutkan acara, Kepala Biro KTLN, Kemensetneg, Noviyanti, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerja sama antara Kemensetneg, BRIN, dan IAEA serupa telah berhasil digelar secara daring pada September 2021 dan diikuti oleh 17 peserta dari 7 negara.

 

“Namun, pada pelatihan tahun ini seluruh peserta berkesempatan untuk merasakan praktik langsung dan mengunjungi fasilitas penelitian. Ini adalah yang pertama (secara luring) setelah pandemi Covid-19,” jelas Yanti.