Optimis Penularan Covid-19 Dapat Kembali Ditekan

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 26 Juni 2021
Di baca 488 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Dalam beberapa hari terakhir kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan cukup signifikan, bahkan mencapai rekor tertinggi selama pandemi berlangsung. Pada Jum’at (25/06/2021) saja tercatat penambahan kasus baru sebanyak 18.872, jauh di atas kasus tertinggi pada Januari 2021 yang mencapai 14.518. Hal ini tentu membuat masyarakat menjadi resah ditambah tidak adanya kepastian kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Menanggapi hal ini, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin meminta masyarakat untuk tetap optimis bahwa kasus Covid-19 akan dapat ditekan penyebarannya.

 

“Jadi kita sebagai bangsa harus optimis, kita bisa (menekan penularan Covid-19),” tutur Wapres saat melakukan wawancara secara virtual dengan Harian Kompas yang terbit Sabtu (26/06/2021).

 

Sejauh ini, lanjut Wapres, Pemerintah juga tetap optimis akan kembali mampu mengendalikan penularan wabah Covid-19 sebagaimana pada bulan-bulan sebelumnya. Sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menurutnya jumlah kasus sempat mengalami penurunan-penurunan, meskipun saat ini kembali naik.

 

“Saya kira yakin saja, pemerintah optimis, pengalaman yang lalu juga bisa, tentu sekarang pun kita bisa, tapi juga (perlu) disiplin masyarakat,” tegasnya.

 

Disamping kembali melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara ketat dan mempercepat proses vaksinasi, menurut Wapres pemerintah juga perlu dukungan masyarakat untuk terus menjalankan protokol kesehatan.

 

“Sekarang yang kita lakukan memperbanyak testing supaya lebih bisa terjaring, melakukan isolasi, melakukan pengetatan PPKM di daerah-daerah, di RW, dan sebagainya, kita ketatkan. Kemudian vaksinasi kita percepat lagi supaya kekebalan publik bisa dicapai. Kombinasi langkah-langkah ini, saya yakin bisa (menekan penularan Covid-19),” paparnya.

 

“Tapi sekali lagi, disiplin masyarakat untuk juga menerapkan protokol kesehatan, mematuhi aturan-aturan PPKM, melakukan vaksinasi. Ini semua (harus) dilakukan dalam rangka untuk mengendalikan (penularan Covid-19),” imbuhnya.

 

Lebih jauh, kata Wapres, kenaikan dan penurunan kasus Covid-19 seperti sekarang ini juga dialami oleh negara lain. Sebab, pengetatan dan pelonggaran aktivitas masyarakat memang harus dilakukan secara proporsional demi menjaga stabilitas perekonomian.

 

“Jadi negara lain juga mengalami, Malaysia pun sekarang mengalami. Jadi di berbagai negara di dunia ini kalau (aktivitas masyarakat) dilonggarkan, kasus naik. Kalau rem dikuatkan akan berdampak pada aspek lain, ekonomi kita turun. Ini memang tidak mudah mengendalikan rem dan gas secara proporsional,” jelasnya.

 

Sebelumnya, menurut Wapres, pemerintah telah melakukan pengetatan aktivitas masyarakat termasuk melarang mudik lebaran, tetapi tidak dapat dilaksanakan seratus persen. Inilah menurutnya yang menjadi salah satu penyebab kasus positif Covid-19 saat ini kembali meningkat.

 

“Tahun ini kita coba menekan sumber yang bisa menimbulkan kenaikan, yaitu salah satunya mudik ditekan. Tapi juga coba diberikan kelonggaran-kelonggaran supaya ekonominya juga naik. Tetapi kemudian yang terjadi tentu mudik yang tidak seratus persen, tidak mungkin kan, pasti ada (yang mudik),” ujarnya.

 

Oleh sebab itu, sekali lagi Wapres menegaskan saat ini pemerintah harus kembali melakukan pembatasan aktivitas masyarakat secara ketat, memperbanyak testing, serta mempercepat vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunal.

 

“Langkah-langkah ini sebenarnya sudah benar. Semua negara di dunia juga seperti itu. Vaksinasi dipercepat, kemudian orang menyebutnya lock down, kita cuma istilahnya yang beda, PPKM diperketat di masing-masing RW, isolasi terus. Optimis, we can,” pungkasnya.

 

Tampak hadir melakukan wawancara melalui konferensi video, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra bersama wartawan Harian Kompas Suhartono, Cyprianus Anto Saptowalyono, Mawar Kusuma, dan Nina Susilo. Sementara, Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bambang Widianto, dan Masduki Baidlowi. (EP/AS-BPMI Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0