Pentingnya Generasi Milenial dalam Penetrasi Pasar Perbankan Syariah

 
bagikan berita ke :

Rabu, 07 Juli 2021
Di baca 764 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia menjadi pangsa pasar yang sangat potensial untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Perbankan syariah sebagai salah satu layanan jasa keuangan syariah, menjadi sektor yang cukup diminati masyarakat, khususnya Gen Sy, yaitu generasi muda yang memiliki gaya hidup seimbang antara kehidupan dunia dan rohani. Untuk itu kehadiran Gen Sy dianggap penting untuk masuk ke pasar perbankan syariah, sebagai generasi yang melek dengan teknologi digital.

 

“Beberapa solusi yang dapat menjawab penetrasi pasar perbankan syariah saat ini antara lain pentingnya generasi milenial untuk masuk ke pasar perbankan syariah,” ucap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam sambutannya pada acara The Future Banking: Achieving Financial Inclusion in Indonesia, yang diselenggarakan Bank Aladin Syariah secara virtual, Rabu (07/07/21).

 

Wapres memaparkan saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan Y (milenial) yang merupakan potensi besar untuk pasar perbankan syariah.

 

“Potensi generasi penduduk Indonesia yang didominasi oleh generasi Z yaitu sekitar 27,94% dan generasi milenial sebesar 25,87%,” papar Wapres.

 

Menurut Wapres, Gen Sy merupakan generasi yang memilih gaya hidup yang dianggap sesuai dengan agama dan keyakinannya yang sudah akrab dengan teknologi, sehingga akan sangat mudah beradaptasi dengan teknologi digital.

 

“Selain telah melek internet sejak dini, generasi ini juga cenderung memiliki minat yang besar untuk memilih gaya hidup yang sesuai dengan agama dan keyakinannya,” tambahnya.

 

Lebih jauh, Wapres menjelaskan hasil penelitian Inventure Knowledge tahun 2020 tentang Millennial Muslim Megashifts, diperoleh kesimpulan bahwa setelah pandemi Covid-19, mayoritas publik berjumlah 58% cenderung lebih religius dan lebih memilih lembaga keuangan dengan prinsip syariah.

 

“Pandemi Covid-19 telah mendorong perubahan perilaku masyarakat Indonesia terhadap penggunaan sistem digital yang menjadi suatu kebutuhan, dimulai dari kebutuhan rumah tangga, pendidikan, usaha, dan berbagai transaksi perbankan,” jelas Wapres.

 

Wapres mengakui masih terdapat beberapa tantangan, namun perkembangan ekonomi syariah menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.

 

“Perbankan syariah Indonesia sebagai salah satu layanan jasa keuangan syariah, yang sampai saat ini masih terus menunjukkan pertumbuhan positif, meskipun masih terdapat beberapa isu strategis serta tantangan yang masih perlu diselesaikan,” ujar Waprs.

 

Menutup sambutannya, Wapres memberikan apresiasi kepada Bank Aladin yang telah memiliki inisiatif dan mengambil langkah cepat dalam mengembangkan perbankan syariah di Indonesia.

 

“Kiranya inisiatif kerja sama dengan Alfamart dapat menjadi katalis positif bagi perbankan syariah sekaligus meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia, melalui layanan digital yang terintegrasi dengan industri yang memiliki ekosistem offline di seluruh Indonesia,” pungkasnya.

 

Selanjutnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo berkesempatan menyampaikan pemaparan mengenai pentingnya akselerasi transformasi digitalisasi pada sistem pembayaran. Ia mengajak seluruh masyarakat agar dapat membangun sinergi memajukan ekonomi dan keuangan syariah.

 

“Marilah kita bersinergi membangun ekonomi keuangan syariah menjadi salah satu pilar pertumbuhan ekonomi,” ucap Perry.

 

Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Utama PT Sumber Alfaria Trijaya, Anggara Hans Prawira; Founder PT NTI Global Indonesia, John Dharma Kusuma; Co-Founder & Chief Business Officer Halodoc, Doddy Lukito; serta Direktur Utama PT Bank Aladin Syariah, Dyota Marsudi.

 

Sementara itu, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bambang Widianto dan Masduki Baidlowi. (DAS/RJP – BPMI Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0