PERINGATAN HARI PERDAMAIAN DUNIA, DI ISTORA SENAYAN, JAKARTA, 23 SEPTEMBER 2008

 
bagikan berita ke :

Selasa, 23 September 2008
Di baca 1618 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PERINGATAN HARI PERDAMAIAN DUNIA
DI ISTORA SENAYAN, JAKARTA
PADA TANGGAL 23 SEPTEMBER 2008

 


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Para tamu undangan dan hadirin yang saya muliakan,

 

Keluarga Besar Veteran Republik Indonesia yang saya cintai,

 

Prajurit dan Keluarga Besar TNI dan Polri yang saya banggakan,

 

Para pemuda, mahasiswa, pelajar, yang saya banggakan,

 

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

 

Marilah kita bersama-sama sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena atas rahmat dan karunia-Nya kita masih diberi kekuatan, kesehatan, dan insya Allah kesempatan untuk menghadiri puncak acara Peringatan Hari Perdamaian Dunia tahun 2008. Hari ini seluruh bangsa di dunia memperingati Hari Perdamaian Internasional, International Day of Peace. Ini adalah suatu Peringatan yang penting karena perdamaian abadi, sebagaimana yang dicita-citakan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Undang-Undang Dasar 1945 masih jauh dari jangkauan kita.

 

Konflik, baik konflik lama maupun konflik baru dan kekerasan masih banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Kebencian dan ekstrimisme masih merajalela. Lebih dari 11.000 senjata nuklir masih operasional. Ribuan tentara anak-anak dan jutaan ranjau darat masih tersebar di zona konflik, sementara angka kemiskinan masih signifikan. Sekitar separuh penduduk dunia masih hidup di bawah US$ 2 per hari dan jurang antara si kaya dan si miskin makin menganga lebar. Ketidakadilan dan penindasan di berbagai belahan dunia sebagai sumber konflik masih terus menghantui umat manusia. Pelanggaran Hak Asasi Manusia juga terus terjadi, bahkan dewasa ini banyak yang mengkhawatirkan timbulnya ketegangan baru dalam sistem internasional.

 

Karena itulah, saya menyambut baik inisiatif Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, yang melancarkan kampanye mengirim SMS ke seluruh dunia. SMS yang ditulisnya adalah, saya bacakan: “Pada tanggal 20 September, Hari Perdamaian Internasional, saya menghimbau semua pemimpin dunia dan rakyat di seluruh dunia untuk bergabung melawan konflik, kemiskinan, kelaparan, dan memperjuangkan Hak-hak Asasi Manusia untuk semaunya.”

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Masalah perdamaian memang adalah masalah kita semua, di manapun kita berada, dan setiap orang sebenarnya mampu menyumbang untuk perdamaian di lingkungannya masing-masing, apakah ia guru, mahasiswa, orang tua, ustad, diplomat, dan lain sebagainya. Seorang guru bahasa Inggris bernama Jody Williams terpanggil melakukan kampanye menantang ranjau darat melalui e-mail dan internet. Dan akhirnya berhasil mendorong masyarakat dunia menghasilkan satu perjanjian internasional mengenai pelarangan ranjau darat. Akibatnya, Jody Williams memenangkan hadiah Nobel Perdamaian. Seorang bankir yang idealis dari Bangladesh melancarkan program mikro kredit untuk membantu fakir miskin, sebagian besar wanita, dan merubah sumber konflik yaitu kemiskinan menjadi sumber harapan. Orang itu adalah Muhammad Yunus yang juga memenangkan Nobel Perdamaian. Mereka dan ribuan dan jutaan lainnya adalah inovator perdamaian. Mereka secara kreatif menggunakan keahlian mereka, didorong oleh idealisme dan humanisme untuk menciptakan perdamaian dan mengurangi penderitaan umat manusia.

 

Karena itulah, kita di Indonesia juga patut bersyukur. Belum lama yang lalu, di ujung abad ke-20, masyarakat internasional banyak yang mengkhawatirkan bahkan memperkirakan terjadinya balkanisasi Indonesia yaitu Indonesia yang karena kemajemukannya menghadapi krisis, menjadi runtuh, dan terpecah belah sebagaimana terjadi di Balkan. Kecemasan itu memang seolah riil, mengingat semakin menguatnya gerakan separatisme dan konflik horizontal di negeri kita waktu itu, 10 tahun yang lalu. Namun, kini kita telah berhasil menepis ramalan itu. Konflik Aceh setelah 30 tahun telah dapat diselesaikan secara damai. Konflik di Poso, Maluku, dan Sampit telah reda. Situasi di Papua semakin baik. Demokrasi Indonesia semakin mapan dan begitu juga proses desentralisasi. Politik kita telah makin stabil dan akibatnya Indonesia bukannya jatuh terpecah belah, kini justru semakin bersatu, semakin kokoh, semakin damai, dan semakin aman.

 

Semuanya ini terjadi atas kebersamaan dan kerja keras kita semua. Karena itulah, saya menyambut baik tema Peringatan Hari Perdamaian Dunia tahun ini yaitu “Veteran, Pemuda, dan Perdamaian Dunia”. Kepada para veteran, marilah kita berikan penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas segala jasa dan jerih payah dalam memperjuangkan perdamaian, kemerdekaan, dan keadilan. Kepada para pemuda, kita mendorong dan memberikan kesempatan dalam upaya melanjutkan perjuangan para veteran yang kita cintai dan untuk memajukan perdamaian di Indonesia dan di seluruh dunia dengan cara masing-masing. Di abad ke-21, di jaman serba mungkin ini, generasi muda harus dapat menjadi generasi bisa. Bisa memajukan perdamaian, bisa menyelesaikan konflik, bisa memajukan kesejahteraan rakyat, dan bisa mencapai dan meneruskan cita-cita para pendiri bangsa.

 

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

 

Kita harus ingat bahwa perdamaian di Indonesia tidak mungkin tercapai jika kawasan dan dunia internasional tidak aman dan damai. Karena itulah, kita harus terus menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif sesuai amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang diabdikan untuk kepentingan nasional kita. Postur diplomasi Indonesia yang semakin tampil mengemuka tidak terlepas dari perkembangan demokrasi kita yang semakin mapan, stabilitas politik yang semakin mantap, situasi Hak Asasi Manusia yang terus membaik, serta ekonomi yang terus tumbuh. Indonesia mempunyai kapasitas yang besar untuk membantu menciptakan perdamaian dunia serta stabilitas dan keamanan internasional. Kita mempunyai pengalaman panjang dan kontribusi yang besar dalam membangun perdamaian dunia. Sikap kita yang teguh pada prinsip dan konsisten dalam menyikapi berbagai permasalahan dunia, membuat diplomasi kita tetap berbobot dan bermartabat.

 

Sejarah menunjukkan kita adalah bangsa yang berhasil menghasilkan berbagai terobosan penting dalam sistem internasional, misalnya Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, ASEAN, Konvensi Hukum Laut, dan sebagainya. Kita juga aktif berkiprah memajukan perdamaian di berbagai tempat, dalam konflik Kamboja, dalam sengketa Laut China Selatan, konflik Palestina-Israel, dan dalam berbagai operasi pemeliharaan perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.

 

Kita juga semakin berada di garis depan dalam penanganan isu-isu global. Pada bulan Desember tahun lalu kita berhasil menjadi tuan rumah Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim di Bali yang berhasil melahirkan kesepakatan bersejarah Bali Road Map. Dalam 2 tahun terakhir ini, kita juga berhasil merampungkan kepemimpinan dalam kelompok Developing 8 atau D8 yaitu kelompok negara-negara berpenduduk muslim yang aktif melakukan kerja sama ekonomi dan pembangunan. Kita juga terlibat aktif dalam membahas berbagai isu-isu global, dari perubahan iklim, ketahanan pangan, dan energi dalam KTT G8+8 di Hokaido Jepang, bulan Juni lalu. Kita juga berperan aktif dalam menjaga perdamaian internasional sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

 

Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, kita juga aktif merumuskan Piagam Organisasi Konferensi Islam atau OKI yang baru. Sebagai hasil pertemuan puncak negara-negara OKI di Senegal tahun ini, Piagam OKI yang baru telah memuat 6 hal penting yaitu demokrasi, hukum atau rule of law, tatanan pemerintahan yang baik atau good governance, keadilan sosial, Hak Asasi Manusia, dan hak-hak kaum perempuan. Piagam OKI yang baru itu insya Allah akan membawa sejarah baru dalam pembangunan dunia Islam di masa depan yang akan lebih memfasilitasi terbentuknya peradaban dunia yang lebih aman, adil, dan damai.

 

Dalam lingkup regional, kita bersyukur bahwa proses perdamaian antara negara kita dengan negara tetangga terdekat, Timor Leste, juga telah mengalami perkembangan penting yang positif. Tanggal 15 Juli yang lalu, Komisi Kebenaran dan Persahabatan telah menyerahkan laporan akhir kepada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Timor Leste. Kita telah menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru, membangun semangat baru penuh kedamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan di antara kedua negara.

 

Saudara-saudara,

 

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia juga terus menyampaikan seruan perdamaian di berbagai forum dunia. Pemerintah Indonesia selalu menyatakan bahwa bangsa Indonesia siap untuk bersama-sama menjadi bagian dari setiap resolusi konflik, antara lain dengan mengembangkan dialog antar agama, dialog antar keyakinan, dan dialog antar peradaban. Kita telah sering memfasilitasi berbagai dialog antar peradaban, intercivilization dialogue, untuk mengelola semua persoalan di dunia secara lebih konstruktif, damai, dan bermartabat. Ke depan tentu saja tantangan yang kita hadapi tidaklah ringan. Kita hidup di lingkungan dunia yang terus berubah dengan tatanan yang sangat majemuk dan dengan proses serta jejak sejarah antar bangsa yang sangat beragam. Kita juga hidup di antara keadaan dan karakter dari masing-masing negara yang khas dan berbeda satu sama lain. Kita juga hidup di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin pesat yang telah memperluas ruang interaksi antar bangsa bahkan antar peradaban.

 

Untuk menjamin perdamaian dan keamanan internasional, sekali lagi saya ingatkan bahwa ada beberapa hal penting yang harus kita kedepankan ketika kita menghadapi konflik. Pertama, kita harus berusaha keras untuk menghindari pecahnya konflik. Untuk itu, kita harus membangun kerukunan antar peradaban, harmony among civilization. Kerukunan antar peradaban itu dapat kita capai kalau semua bangsa dapat saling menghormati dan saling menaburkan persahabatan. Oleh karena itu, bangsa-bangsa di dunia harus dapat meningkatkan kedekatan, persahabatan, dan kerjasamanya melalui pendekatan budaya yang beradab.

 

Kedua, pada setiap menghadapi konflik kita harus mengedepankan penyelesaian dengan cara-cara yang teduh dan damai, peaceful conflict resolution. Kita harus sanggup mengelola setiap konflik itu dengan cara-cara yang tepat, adil, dan beradab. Kita harus mengedepankan pendekatan yang bersifat soft power, baik melalui negosiasi, musyawarah, lobi, atau pendekatan lainnya yang damai dan jauh dari cara-cara kekerasan, hard power, apalagi dengan menghadirkan kekuatan militer. Hard power bukanlah cara-cara yang tepat dan bermartabat karena seringkali menimbulkan korban yang besar. Sekali lagi, kita tidak ingin dunia tempat kita berpijak dipenuhi oleh konflik, peperangan, dan permusuhan.

 

Pada kesempatan yang baik ini, bertepatan dengan momentum Hari Perdamaian Dunia dan menjelang Peringatan Hari Sumpah Pemuda, saya mengajak segenap pemuda, organisasi kepemudaan, dan seluruh kelompok kepemudaan di tanah air untuk menjadi generasi penerus yang mampu membangun dan menciptakan perdamaian dunia, baik pada saat ini maupun di masa depan. Kalian, terima kasih. Kalian para pemuda adalah kunci bagi terwujudnya perdamaian dunia di masa depan. Saya berharap para pemuda Indonesia, di samping mencintai bangsa dan tanah airnya juga tampil sebagai pemuda yang cinta perdamaian, pemuda yang senantiasa mengembangkan sikap toleransi dan bersikap moderat, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok. Kedepankan pendekatan yang bersifat soft power dalam setiap menyelesaikan masalah dan silang pendapat. Teruslah terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memfasilitasi terwujudnya perdamaian dunia, antara lain dalam aktifitas bersama dengan kaum muda di berbagai belahan bumi manapun untuk membangun jembatan antar peradaban, untuk mengurangi kemiskinan, dan untuk membangun keadilan, harmoni, dan kedamaian.

 

Pada kesempatan yang baik ini, kepada Saudara Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, saya instruksikan untuk terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam membina, mengembangkan, dan memfasilitasi kiprah generasi muda kita untuk ikut berperan aktif dalam setiap momentum dan aktifitas perdamaian dunia. Selain itu, kepada Saudara Menko Kesra, para Menteri terkait, para Gubernur, para Bupati, dan para Walikota di seluruh Indonesia, saya minta untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada para veteran kita di tanah air. Berikan penghormatan dan perhatian yang baik sebagai bangsa yang besar kepada para sesepuh, para veteran kita yang telah berjuang demi tegaknya negeri kita yang sama-sama kita cintai. Saya yakin para veteran tidak akan menuntut jasa atas perjuangan yang dilakukan tanpa pamrih. Namun, menjadi kewajiban kita untuk memperhatikan kesejahteraan beliau-beliau semua. Apa yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai sebuah kebijakan termasuk dana kehormatan, saya instruksikan kepada jajaran Pemerintah terkait untuk segera dilaksanakan.

 

Kepada para veteran di seluruh tanah air yang telah berjuang dalam menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa serta yang telah mewujudkan perdamaian dan keamanan, baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional, atas nama negara, atas nama bangsa, atas nama Pemerintah, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Sebagai bentuk dari keabadian semangat kejuangan Bapak dan Ibu, saya mengajak Bapak dan Ibu veteran sekalian untuk terus mewariskan nilai-nilai kejuangan itu kepada generasi muda kita agar mereka dapat mewarisi garis perjuangan Bapak dan Ibu di masa silam. Nilai-nilai kejuangan, kerelaan berkorban, dan pengorbanan Bapak dan Ibu patut dan tepat untuk menjadi teladan dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa dan dalam memajukan kehidupan kita di masa depan.

 

Kepada jajaran Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan jajaran pengurus pusat LVRI, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas prakarsa dan kesungguhannya dalam menyiapkan dan melaksanakan rangkaian acara Peringatan Hari Perdamaian Dunia ini. Saya berharap berbagai kegiatan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan di berbagai tempat di seluruh tanah air selama tahun 2008 ini, dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang kita harapkan bersama.

 

Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian dalam melanjutkan tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta. Terima kasih.

 

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI