Puisi “Khalifah Kami” dari Santri Pacitan untuk Presiden Jokowi

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 09 Desember 2017
Di baca 1611 kali

Setiap berkunjung ke pondok pesantren, Presiden Joko Widodo seringkali memberikan kuis berhadiah sepeda kepada santri. Tapi saat berkunjung ke Pondok Pesantren Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, Sabtu 9 Desember 2017, justru Presiden dihadiahi puisi oleh seorang santri yang bernama Ibnu Muqni Labib.

Pemberian hadiah ini bermula saat Presiden Jokowi memberikan kuis kepada para santri untuk menyebutkan Pancasila. “Saya minta ada enggak yang hafal Pancasila?” tanya Presiden.

Ibnu yang berasal dari Banyumas mengangkat tangannya setinggi ia mampu. Upaya ini membuahkan hasil, Presiden menunjuk dirinya untuk maju ke depan. Ia pun memulai membacakan Pancasila dan diikuti santri yang lain. “Terima kasih,” tutur Presiden usai Ibnu mengucapkan Pancasila.

Namun Ibnu tidak langsung beranjak, tapi meminta waktu kepada Presiden untuk membacakan puisi.

“Boleh minta waktu enggak Pak?” tanya Ibnu kepada Presiden.

“Minta waktu apa,” tanya Presiden.

“Bacakan puisi,” jawab Ibnu. Ia pun mulai membacakan puisi yang berjudul Khalifah Kami.

Khalifah Kami

Di hari ini,

Di Pondok Tremas yang kami cintai.

Datang bak seorang malaikat,

Yang datang bagaikan merpati.

Dengan anggun mengobati gerah hati ini,

Akibat air bah yang mertamu di pondok kami.

Dengan semangatnya memacu energi kami,

Agar kami kuat menghadapi kenyataan ini.

Kucium semerbak harum akan pengabdian sejati,

Beliaulah khalifah negeri ini.

Bukan negeri Islam yang pasti, tapi negeri yang penuh cinta, warna dan budaya.

Beliaulah khalifah kami, pemimpin kami,

Beliaulah Bapak Jokowi

Tepuk tangan pun bergemuruh di pondok pesantren itu. “Saya bawa ya (kertas puisi),” ucap Presiden.

Ibnu berjalan untuk kembali ke tempat semula. Namun baru beberapa langkah berjalan, ia kembali berjalan ke arah Presiden untuk menanyakan hadiah sepeda.  

“Terose kon nyuwun sepeda teng Pak Jokowi (katanya suruh minta sepeda kepada Pak Jokowi)?” tanya Ibnu. “Kok terose, Mas Ibnu pingin mboten? (Kok katanya, mas Ibnu ingin tidak)?” tanya Presiden kepada Ibnu.

Presiden yang saat itu tidak membawa sepeda, berjanji akan mengirimkan langsung kepada Ibnu. “Saya ini enggak bawa sepeda. Tapi besok saya kirim sampai kesini. Besok saya kirim, alamatnya diberi ke ajudan,” ujar Presiden.

Namun Ibnu tidak perlu menunggu sampai hari esok, pada petang harinya pun Ibnu sudah memiliki sepeda yang bertuliskan Hadiah Presiden Jokowi. (Humas Kemensetneg)

 

 

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           2           5           0           0