Sambutan Peresmian Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral

 
bagikan berita ke :

Kamis, 12 Desember 2024
Di baca 183 kali

di Halaman Masjid Istiqlal, Jakarta


Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera untuk kita sekalian,
Syalom,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu, rahayu.

 

Yang saya hormati para Menteri, para Menteri Koordinator, para Wakil Menteri Kabinet Merah Putih yang hadir;
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Pratikno;
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Dr. Agus Harimurti Yudhoyono;
Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar;
Menteri Pekerjaan Umum Saudara Dody Hanggodo;
Menteri Sekretaris Negara Saudara Prasetyo Hadi;
Sekretaris Kabinet Saudara Teddy Indra Wijaya;
Kepala Badan Penyelenggara Produk Halal Saudara Ahmad Haikal;
Wakil Menteri Koordinator Hukum, HAM, dan Imigrasi Saudara Otto Hasibuan;
Wakil Menteri Agama Saudara M. Syafi’i;
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Ibu Diana Kusumastuti;
Tokoh-tokoh Lintas Agama yang hadir: Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Pendeta Jacklevyn Manuputty, Ketua Presidium Konferensi Wali Gereja Indonesia Bapak Antonius Bunjamin, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghuchu Indonesia Bapak Budi Santoso Tanuwibowo, perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia, Pengurus Pusat Muhammadiyah, Pengurus Pusat Nahdlatul Ulama, Persatuan Umat Buddha Indonesia;
Saudara Pj. Gubernur DKI Jakarta Saudara Teguh Setyabudi;
Prof. Joel Lohr President of Hartford University, Connecticut;
Prof. Alwi Shihab;
Ibu Mari Elka Pangestu;
Ibu Yenny Wahid;
Bapak Prof. Purnomo Yusgiantoro;
Saudara-saudara sekalian, Tokoh-tokoh Nasional yang tidak bisa saya sebut namanya satu per satu, tanpa mengurangi rasa hormat.

 

Saudara-saudara,
Hari ini saya sangat bergembira menghadiri acara ini, peresmian Terowongan Silaturahim antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

 

Ini merupakan sesuatu simbol dari kerukunan antarumat beragama yang menjadikan bangsa kita memiliki ciri yang sangat unik dan yang sangat membanggakan, yaitu suatu bangsa yang penuh perbedaan, suatu bangsa yang berbeda agama, berbeda suku, berbeda kelompok etnis, berbeda ras, berbeda bahasa daerah, berbeda adat istiadat, tapi bisa bersatu, bisa rukun karena memiliki cita-cita yang sama, yaitu meraih suatu masa depan yang bisa memberi kebahagiaan untuk seluruh rakyat Indonesia.

 

Bisa kita yakini bahwa bangsa kita salah satu negara yang paling majemuk di dunia. Kita memiliki 714 suku bangsa dan kelompok etnis yang tinggal di ribuan pulau, yang masing-masing memiliki agama, budaya, dan adat istiadat yang khas. Bagi kita, perbedaan tidak boleh jadi sekat pemisah. Perbedaan justru adalah kekayaan kita. Perbedaan memberi kepada kita energi, kekuatan. Perbedaan tidak boleh jadi sumber perpecahan.

 

Kepemimpinan dari tokoh-tokoh bangsa dan pendiri-pendiri bangsa kita menunjukkan arah yang benar. Kita belajar toleransi, kita belajar empati, dan kita belajar hidup bersatu dan rukun.

 

Saudara-saudara sekalian,
Bangsa kita berdiri di atas perjuangan. Kemerdekaan kita bukan hadiah dari siapa pun. Kita rebut kemerdekaan melalui perjuangan yang panjang, yang ratusan tahun. Semua kelompok etnis dengan berbagai agama yang berbeda semuanya berjuang.

 

Tidak ada mayoritas dan tidak ada minoritas dalam pengabdian dan pengorbanan kepada negara dan bangsa. Semua kelompok, semua suku, semua kelompok etnis membayar saham untuk republik ini. Sahamnya dibayar dengan darah, dengan keringat, dan dengan air mata. Karena itu, peresmian terowongan ini salah satu simbol yang sangat berharga.

 

Terima kasih (kepada) semua tokoh yang berhasil untuk mewujudkan simbol ini yang sesungguhnya dan sebenarnya harusnya diresmikan oleh Pak Joko Widodo. Ya, saya kebagian enaknya aja. (Presiden bergurau). Banyak yang bekerja. Ya itu namanya takdir ya.

 

Jangan-jangan Pak Joko Widodo lagi nonton ini. Pak Jokowi, mohon maaf aku yang resmikan ini.

 

Ini juga mengingatkan kita. Tidak hanya Masjid Istiqlal berdiri di samping Gereja Katedral, tapi yang merancang Masjid Istiqlal arsiteknya ditunjuk oleh presiden pertama kita justru bukan orang muslim. arsiteknya adalah orang Nasrani. Ini adalah kehebatan bangsa Indonesia.

 

Kecil-kecilan, saya juga bikin masjid di Hambalang, dan ya saya coba-coba ikut Bung Karnolah. Yang merancang, mendesain, dan membangun masjid saya di situ seorang Katolik. Jadi, ini tradisi kita bahwa kita berbeda agama, kita berbeda adat istiadat, tapi kita satu dalam keluarga besar bangsa Indonesia.

 

Saudara-saudara,
Selamat. Terima Kasih.

 

Mari kita teruskan. Jaga kerukunan, jaga kemesraan di antara kita.

 

Tidak ada yang lebih penting daripada kerukunan, perdamaian. Hanya dengan perdamaian, kita bisa meraih kesejahteraan. Hanya dengan perdamaian, kita akan menjadi negara makmur, negara adil dan makmur.

 

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Syalom,
Om, shanti, shanti, shanti om,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu, rahayu.

 

Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada sore hari ini saya resmikan Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.

 

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 


Sumber: https://www.presidenri.go.id/transkrip/sambutan-peresmian-terowongan-silaturahim-masjid-istiqlal-gereja-katedral/