Sambutan Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Munas Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia ke-XVII Tahun 2023

 
bagikan berita ke :

Rabu, 09 Agustus 2023
Di baca 639 kali

 

di Grand Ballroom Hotel Sheraton, Gandaria City, Provinsi DKI Jakarta

 


Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam Sejahtera bagi kita semuanya.
Shalom,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

 

Yang saya hormati Menteri PUPR, Sekretaris Kabinet, Gubernur DKI Jakarta;
Yang saya hormati Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (DPP REI), beserta seluruh jajaran pengurus, Ketua Badan Pertimbangan Organisasi dan para senior REI yang hadir, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk;
Yang saya hormati para ketua dan jajaran pengurus DPP REI dari seluruh tanah air Indonesia.
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.

 

Setiap mendengar kata REI, yang ada di bayangan saya adalah masif, ekspansif. Karena dari sisi anggota di catatan saya, di tahun 1972 anggotanya 33 perusahaan. Sekarang, seperti tadi disampaikan oleh Pak Totok, 6.400 perusahaan. Perkembangannya sangat pesat sekali, sangat pesat sekali. Dan isinya ini mulai yang kelas kakap ada, kelas sedang ada, kelas kecil sampai kelas teri ada semuanya. Semua difasilitasi dan diterima oleh REI. Dan saya senang di tengah perlambatan ekonomi global, sektor properti, real estat, dan konstruksi Indonesia termasuk yang tangguh dan tahan banting dan semakin kompetitif.

 

Kalau kita lihat kontribusi, kontribusi 2018 sampai 2022, setiap tahunnya mencapai Rp2.300-2.800 triliun, sangat besar sekali. Dan memberikan kontribusi 16 persen dari PDB ekonomi kita, besar sekali. Dan tenaga kerja yang tersangkut dalam perputaran ekonomi di REI mencapai 13-19 juta orang, juga sangat banyak sekali.

 

Kenapa banyak negara ingin men-drive ekonominya lewat usaha real estat, usaha-usaha properti, ya karena kontribusi di PDB-nya sangat tinggi di semua negara. Dan multiplier effect-nya ke 185 subsektor industri lainnya, ini juga banyak sekali, enggak ada industri yang semasif ini efeknya, yang ada hanya di industri properti, real estat, dan konstruksi. Multiplier effect ke 185 subsektor.

 

Di material, semuanya industri tersangkut di sini: semen, batu bata, besi, cat, semuanya bergerak kalau industri properti dan real estat itu bergerak. Furnitur dan interior: kursi, lampu, kasur, toilet pasti laku karena ada rumah-rumah baru yang banyak. Elektronik, kita tahu semuanya kalau rumah baru pasti butuh TV, kulkas, dispenser, dan lain-lainnya, AC dan lain-lainnya. Alat dapur, kalau rumah baru pasti beli alat-alat dapur: panci, wajan, sendok, semuanya beli, garpu semuanya beli. Industri jasa, jangan lupa industri jasa, dari yang namanya tukang listrik, tukang sampah, tukang kebun, sedot wc, semuanya bisa bergerak.

 

Dan kalau kita tahu, tidak semua sektor properti negara lain bisa bertahan, baik karena COVID-19 maupun karena sisi ekonominya. Kita tahu di RRT ada perusahaan properti besar yang ambruk, yang utangnya ngalahin APBN kita, utangnya sampai Rp4.400 triliun. Jangan ditepuk tangan, utangnya Rp4.400 triliun. Ada ndak di sini yang utangnya sampai…

 

Sekali lagi, hati-hati mengenai ini. Sehingga semuanya memang harus dikendalikan, berapa backlog kita, jangan hanya bangun, bangun, bangun, padahal backlog kita sudah enggak ada, misalnya. Ndak bisa, semuanya manajemen itu harus dikendalikan, harus dikelola.

 

Dan alhamdulillah di Indonesia tidak begitu. Karena kebutuhan kita masih sangat besar, backlog kepemilikan rumah itu masih 12,1 juta, ini adalah sebuah opportunity, sebuah peluang yang bisa dikerjakan oleh seluruh anggota REI.  Pertumbuhan KK baru mencapai 700-800 ribu KK per tahun. Jadi kalau nanti anggota REI masih tambah, saya kira karena kesempatannya masih banyak. Sekali lagi, pertumbuhan KK baru itu 700-800 ribu per tahunnya.

 

Dan yang paling penting karena kinerja ekonomi kita juga baik. Tadi disampaikan oleh Pak Totok, Pak Ketua REI, baru saja diumumkan hari Senin kemarin, pertumbuhan ekonomi kita, growth, itu 5,17 persen. Dan sudah tumbuh di atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut. Di G20 itu yang tumbuh, negara-negara G20 itu yang tumbuh di atas 5 persen itu hanya Indonesia, India, RRT. Yang lain maaf saya enggak bisa sebutkan, nanti tersinggung.

 

Kemudian daya saing, ini penting sekali, competitiveness, ini penting sekali. Dari yang sebelumnya kita 44, tahun ini melompat menjadi 34, ranking 34. Ini naik sepuluh peringkat, naik sepuluh peringkat. Ini tertinggi di dunia untuk kenaikannya, karena kenaikannya sangat, lompatannya sangat penting. Sekarang ini negara tanpa competitiveness, daya saing yang baik, jangan berharap bisa survive, karena persaingan antarnegara ini sangat, sekarang ini, sangat ketat sekali, baik memperebutkan kue ekonomi, memperebutkan kue investasi, semuanya jadi rebutan. Dan semuanya bersaing saling memperbaiki diri, semua negara, kecepatan perizinan, kecepatan pelayanan, kecepatan pembebasan lahan, semuanya, semua negara. Karena kalau hanya tergantung pada APBN, negara-negara itu enggak akan mungkin bisa tumbuh sebuah negara, investasi menjadi kunci.

 

Dan kita juga berani membuka sentra ekonomi baru, yaitu IKN (Ibu Kota Nusantara). Di dunia sekarang ini proyek terbesar yang ada itu hanya satu di Indonesia, yang namanya ibu kota negara Nusantara. Dan nanti ada Pak Dhony dari Otorita IKN, per 27 Juli yang lalu 34 ribu hektare lahan sudah bisa dibeli, dibeli lho, enggak ada gratisan di sana. Harganya berapa tanya ke Pak Kepala Otorita. Ini peluang, ini peluang.

 

Saya juga minta pada kesempatan yang baik ini, kepada REI untuk terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah, bantu rakyat kecil untuk memiliki hunian sehat dan layak dengan program Sejuta Rumah. Kemudian juga perhatikan dampak sosial dan lingkungan, ini penting. Jangan sampai setelah ada pembangunan sebuah kawasan perumahan, misalnya, kampung di dekatnya air sumurnya kering, area kampungnya jadi banjir, tolong betul-betul dilihat hal-hal seperti ini, sampahnya juga tolong disiapkan di kawasan-kawasan perumahan.

 

Dan, di Munas REI kali ini, bisa dirumuskan langkah-langkah strategis untuk menyikapi peluang dan tantangan-tantangan yang ada. Saya kadang-kadang bayangin negara kita ini kan semua, hampir semua kota itu kan sama, enggak ada diferensiasinya. Kenapa tidak ada sebuah kota ini kota jagung dengan segala fasilitasnya, ada kota ikan, ada kota mebel, ada kota golf, ada di Amerika seperti itu ada. Jadi tematik, tidak semua kota sama. Saya kira REI mungkin bisa merumuskan langkah-langkah strategis menuju ke sana.

 

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Munas REI ke-XVII Tahun 2023 saya nyatakan dibuka.

 

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 



Sumber: https://setkab.go.id/pembukaan-musyawarah-nasional-persatuan-perusahaan-real-estate-indonesia-munas-rei-ke-xvii-tahun-2023-di-grand-ballroom-hotel-sheraton-gandaria-city-provinsi-dki-jakarta-9-agustus-2023/