SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA ACARA PENCANANGAN HARI MENANAM POHON INDONESIA,28-11-2008

 
bagikan berita ke :

Jumat, 28 November 2008
Di baca 1667 kali


SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
 ACARA  PENCANANGAN HARI MENANAM POHON INDONESIA
DI CIBINONG
 TANGGAL 28 NOVEMBER 2008

 

Bismillahirrahmanirrahim,

 

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

 

Selamat pagi,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Menteri Kehutanan Republik Indonesia
dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Para anggota Kabinet, Pimpinan TNI dan POLRI,

 

Saudara Gubernur Jawa Barat dan para Pejabat dan Pimpinan daerah Provinsi Jawa Barat baik dari unsur eksekutif, legislatif, yudikatif maupun TNI dan POLRI,

 

Para Pimpinan Badan-Badan Usaha Milik Negara,  Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen,

 

Yang saya hormati Ketua Komisi IV dan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

 

Para Pimpinan dunia usaha, para peneliti, ibu-ibu, anak-anak.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan.

 

Saya mengajak hadirin sekalian pada kesempatan yang baik dan, insya Allah, penuh berkah ini untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT karena hari ini, kita semua di Cibinong ini, dapat bersama-sama melakukan kegiatan yang amat mulia, kembali menanam dan memelihara pohon yang kita mulai dalam rangka atau bertepatan dengan pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia yang Insya Allah segera dirangkaikan dengan Bulan Menanam Nasional.

 

Tahun lalu, tahun 2007, di Jawa Barat pula, kita telah melakukan gerakan menanam yang kita laksanakan di seluruh tanah air. Menteri Kehutanan melaporkan tadi, kita memiliki target 79 juta pohon, alhamdulillah, bisa ditanam 86 juta pohon. Sedangkan kaum perempuan, ibu-ibu memiliki target 10 juta, Alhamdulillah, tertanam 14 juta. Dengan demikian, sesungguhnya tahun lalu kita telah menanam 100 juta lebih. Ini pertanda yang baik karena kita makin mencintai alam semesta. Sebuah bangsa yang menyayangi, memelihara, merawat, dan memperlakukan dengan baik alamnya, lingkungannya, maka bangsa itu memiliki masa depan yang cerah, sebagaimana pula cerahnya masa depan generasi-generasi dari bangsa yang bersangkutan.


Saudara-saudara,


Hadirin yang saya muliakan,

 

Atas capaian yang telah dilakukan oleh rakyat Indonesia tahun lalu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan. Marilah kita lanjutkan tradisi yang baik ini, kegiatan yang mulia ini setiap tahun sehingga setelah kita tetapkan 28 November sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia, maka tiap tahun kita dengan penuh kesadaran, dengan penuh tanggung jawab, dengan niat yang baik, kita lakukan gerakan-gerakan menanam dan memelihara pohon itu di seluruh wilayah tanah air.

 

Tadi waktu kami menunggu saat dimulainya acara ini, saya berbicara dengan Pak Ka’ban, Menteri Kehutanan, para Menteri yang lain, Gubernur Jawa Barat, tolong dipikirkan, kalau bisa misalnya tahun depan kita lakukan gerakan nasional seperti ini dengan hitungan satu manusia satu pohon, one man, one tree, man dan women. Satu manusia satu pohon, berarti kalau penduduk di negeri ini 230 juta, tiap tahun kita menanam pohon 230 juta, insya Allah bisa, Indonesia bisa. Kita sering mendengar dalam dunia politik ada one man, one vote, satu orang, satu suara, kita sudah, karena sekarang ini pemilihan dilaksanakan secara langsung baik pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, pemilihan Walikota dan Wakil Walikota, semua dilaksanakan secara langsung, direct election.

 

Rakyat kita orang demi orang yang telah memenuhi syarat, yang telah memiliki hak pilih menggunakan satu orang satu suara, one man, one vote tetapi itu adalah konsep hak. Sedangkan satu orang satu pohon itu adalah konsep kewajiban, konsep tanggung jawab, lebih mulia karena bukan hanya pandai meminta haknya tapi juga bertanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu saya memberikan penugasan kepada Menteri Kehutanan dan Menteri terkait, rumuskan, rundingkan, persiapkan untuk kita tahun-tahun mendatang bisa melakukan gerakan menanam satu orang satu pohon. Dengan demikian, insya Allah, tanah air kita akan bertambah hijau, rindang, hutannya makin lestari, lingkungannya makin baik dan dengan demikian, insya Allah, masa depan kita akan cerah, kesejahteraan rakyat pun akan dapat kita tingkatkan.


Saudara-saudara,

 

Tahun lalu setelah kita secara simbolis melakukan penananam pohon di Cibadak, Jawa Barat. Kita, Indonesia menjadi tuan rumah untuk menyelenggarakan Konferensi PBB tentang perubahan iklim dan ini satu peristiwa yang bersejarah. Mendapatkan penghargaan dari dunia bahwa Indonesia sebagai tuan rumah bersama-sama Perserikatan Bangsa-Bangsa berhasil dalam menyelenggarakan konferensi itu dan berhasil melahirkan yang disebut Bali Road Map. Selama ini atau sebelum itu konferensi-konferensi yang berkaitan dengan perubahan ikllim, climate change kurang berhasil. Atas kerja keras kita semua, alhamdulillah, Konferensi PBB di Bali kemarin berhasil dan Bali Road Map itulah yang sekarang menjadi rujukan dari manusia sejagat untuk bersama-sama, bekerja sama untuk menyelamatkan lingkungan, bumi tempat kita hidup ini menuju masa depan yang baik. Kita berharap karena sudah susah payah melahirkan Bali Road Map, benar-benar masyarakat dunia, kita semua bisa menindak lanjutinya.


Saudara-saudara,

 

Budaya menanam dan memelihara adalah budaya yang baik. Bedakan antara budaya menanam dengan budaya menebang, budaya memelihara dengan budaya merusak, beda, kan? Tentunya kalau kita menanam memelihara pahalanya tinggi, manfaatnya nyata, dan membawa atau mendatangkan kebaikan bagi semua termasuk nantinya adalah kesejahteraan bagi rakyat kita. Dalam banyak hal marilah kita bangun budaya yang baik seperti itu, budaya yang konstruktif. Misalnya sekarang dunia sedang mengalami krisis keuangan, dunia sedang dilanda oleh resesi ekonomi, budaya yang baik adalah bersama-sama di negeri ini kita mengatasi masalah ini. Bersama-sama mengurangi dampaknya terhadap perekonomian kita. Itu budaya yang konstruktif. Jangan yang muncul ketika ada krisis global menerpa negara kita, yang terjadi menyalahkan tindakan-tindakan yang bukan mencari solusi tapi malah menciptakan masalah baru. Tentu bukan budaya itu yang kita pilih.

 

Marilah kita benar-benar menjadi bangsa yang bertanggung jawab dan pandai mencari solusi, mengatasi masalah karena masalah itu datang dan pergi. Tidak ada di dunia ini satu bangsa pun yang tidak mengalami cobaan, masalah, ujian, dan hal-hal seperti itu. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh rakyat Indonesia marilah menghadapi persoalan apapun seperti yang kita hadapi sekarang ini, kita tetap tenang, tetap tegar, tetap tabah bersatu melangkah bersama mencari solusi dan mengatasinya karena kalau itu yang kita lakukan insya Allah akan terbuka jalan yang baik dan masalah itu akan kita atasi, dan bangsa kita akan terus bergerak maju ke depan menuju hari esok yang lebih baik.

 

Saudara-saudara,

 

Saya mengingatkan kepada saudara semua bahwa kita harus memelihara hutan kita. Ada dua fungsi hutan pada garis besarnya. Yang pertama, hutan harus kita bisa jadikan sumber kesejahteraan rakyat. Dalam konteks pembangunan hutan harus bisa kita olah untuk juga menjadikan bagian dari sektor perekonomian kita yang akhirnya mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat, itu pertama. Marilah kita cerdas, dengan pengelolaan yang baik, dengan cara-cara yang baik, maka fungsi pertama dari hutan bisa kita jalankan.

 

Fungsi yang kedua, hutan adalah sebagai pilar dari kelestarian lingkungan. Saudara tahu, yang mengakibatkan iklim berubah, yang mengakibatkan bumi makin panas, itu karena terjadi pemanasan global, global warming. Mengapa jadi panas bumi kita, karena ada karbondioksida (CO2) yang dilepas, siapa yang melepas? Adalah hasil pembakaran dari sumber-sumber energi yang berasal dari fosil, dari perut bumi, apakah itu kendaraan bermotor, pabrik-pabrik dan sebagainya yang mengeluarkan karbondioksida itu. Atau hutan yang tidak kita pelihara dengan baik, terbakar, asap hutan itu juga menimbulkan karbon dioksida. Kalau kita pelihara dengan baik hutan kita, tidak ada kebakaran yang tidak perlu, maka dia tidak mengeluarkan karbondioksida, bahkan hutan bisa menangkap karbon dioksida yang bergentayangan kesana kemari. Oleh karena itu mari kita rawat hutan kita baik-baik agar sekali lagi menjadi sabuk pengaman, menjadi bagian untuk pelestarian lingkungan kita, bukan sebaliknya. Dua fungsi inilah yang sekarang sedang kita jalankan dengan harapan makin ke depan makin baik.

 

Di masa lalu ada kecerobohan kita, bukan saja di Indonesia di seluruh dunia. Penebangan liar, pengrusakan hutan, pembabatan, usaha yang tidak disertai tanggung jawab untuk menanam dan sebagainya dan sebagainya. Mari kita hentikan perilaku seperti itu yang jelas-jelas merusak hutan kita, merusak lingkungan kita, membikin masa depan kita gelap dengan cara-cara menanam, memelihara, merawat hutan yang baik.


Saudara-saudara,

 

Kealpaan kita, kesalahan kita untuk tidak memelihara hutan dengan baik menimbulkan pula bencana yang sama-sama tidak kita kehendaki. Tanah longsor, banjir bandang, dan sebagainya karena penggundulan hutan yang terjadi di banyak tempat di negeri ini bahkan di dunia. Oleh karena itu gerakan menanam dan memelihara pohon di manapun, termasuk yang disebut dengan penghutanan kembali, reforestation, atau mencegah penggundulan, deforestation, hal-hal yang berkaitan dengan itu, jelas tujuannya di satu sisi sekali lagi untuk menyelamatkan lingkungan kita, dan di sisi lain hutan itu bisa mendatangkan sumber-sumber kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat kita.


Saudara-saudara,

 

Lingkungan sendiri, hutan bagian dari lingkungan tapi hutan itu sendiri sebagai satu sektor pembangunan, sebagai satu entity, satu wilayah harus kita rawat dengan baik sebagaimana saya sampaikan tadi. Menyangkut lingkungan, lingkungan bumi sekarang ini sudah pada tahap yang mencemaskan, kalau bangsa se-dunia tidak tergugah, tidak bertanggung jawab dan bekerja bersama-sama untuk menyelamatkan bumi kita, masa depan kita terus terang mencemaskan, tidak cerah, bisa gelap. Oleh karena itulah, mari dengan penuh kesadaran kita lakukan gerakan untuk menyelamatkan lingkungan kita. Bukan sekedar untuk mendapatkan penghargaan dari dunia luar atau tidak perlu kita bertanya bangsa lain melakukan itu atau tidak. Yang penting mari kita mulai dari diri kita, rumah tangga kita, lingkungan kita, daerah kita, dan tanah air kita karena kita punya kepentingan masa depan, anak cucu kita, generasi kita, kehidupan kita. Oleh karena itu, soal lingkungan ini harus berangkat dari kesadaran diri sendiri, tidak perlu melihat kesana kemari, membandingkan dengan apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain atau oleh negara-negara lain. Mari betul-betul kita dengan penuh kesadaran, kita rawat, kita pelihara lingkungan kita.

 

Saudara-saudara tahu, Indonesia ini rawan bencana karena bentuk geografinya, ada tiga lempeng tektonik, ada lempeng Asia, Australia, dan Pasifik yang terus-menerus bertumbukan satu sama lain. Tumbukannya itu bisa menimbulkan gempa bumi, tumbukannya bisa menimbulkan Tsunami. Di samping itu ada rangkaian gunung berapi yang setiap saat bisa meletus. Itu adalah peristiwa alam yang bisa dijelaskan secara ilmiah dari segi-segi pengetahuan. Oleh karena itulah bangun atau bentuk geografi kita, ya kita harus bisa hidup dengan kondisi seperti itu. Dan jangan lupa meskipun negara kita rawan bencana, Tuhan Yang Maha Kuasa telah menganugerahkan begitu besar sumber daya alam yang apabila kita kelola dengan baik akan mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi bangsa kita, insya Allah, di waktu yang akan datang.

 

Oleh karena itu saya mengajak dengan penuh pengetahuan, penuh pemahaman kepada seluruh rakyat Indonesia, kita harus siap menghadapi apa yang terjadi karena di peristiwa alam itu di negeri kita, sambil kita betul-betul mendayagunakan sumber-sumber daya alam yang menjanjikan kesejahteraan dan kemakmuran. Namun ada juga bencana yang bukan karena peristiwa alam yang terjadi karena kesalahan manusia, kecerobohan, ketamakan, kerakusan, termasuk membabat hutan seenaknya tadi. Itulah yang menimbulkan perubahan iklim, itulah yang menimbulkan pemanasan global. Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia mulai sekarang, jangan kita perparah bumi kita, tanah air kita dengan tindakan-tindakan yang merusak. Antara lain hari ini justru bukan menebang, merusak, tapi menanam dan memelihara. Saya berharap gerakan ini terus berlanjut sekali lagi untuk menyelamatkan bumi kita, tanah air kita.


Saudara-saudara,

 

Dunia tempat kita hidup sekarang ini sedang mengalami berbagai krisis, katakanlah. Yang pertama krisis pangan, mengapa ada masalah dengan pangan? Penduduk bumi terus bertambah sekarang jumlahnya sekitar 6,4 miliar, buminya tidak berubah. Oleh karena itu pandai-pandailah kita untuk betul-betul memelihara sumber-sumber pangan di seluruh bumi ini, sumber-sumber pertanian. Kita mengkonsumsi sebatas yang diperlukan tidak boleh tamak, tidak boleh rakus. Dan kalau dunia tengah mengalami kekurangan pangan karena jumlah penduduk bertambah karena iklim berubah, mari bangsa yang cerdas tidak perlu menyalahkan kesana kemari, kita bikin pangan kita bertambah cukup. Berswasembada sebagaimana yang alhamdulillah bisa kita capai akhir-akhir ini, swasembada beras, swasembada jagung dan saya berharap makin ke depan kemandirian pangan bisa kita tegakkan. Bangsa yang cerdas seperti itu. Kemudian kita mengalami krisis energi, juga demikian pengurangan energi yang berlebihan. Di samping berlebihan juga menimbulkan perubahan iklim, pemanasan global, dua kesalahan kita, dua dampak yang tidak baik. Oleh karena itu, mari kita hemat energi, hemat energi itu jawabannya.

 

Yang kedua, jangan selalu menggantungkan kepada sumber energi yang berasal dari perut bumi, itulah kita dorong sumber-sumber energi terbarukan, angin, air, surya, biomasa, dan lain-lain. Caranya begitu, tidak perlu mengeluh menyalahkan kesana kemari, memang dunia mengalami krisis energi, mari kita atasi dengan melakukan sesuatu yang tepat di negeri sendiri. Kalau bangsa-bangsa di dunia ini melakukan hal yang sama, selamat pula kebutuhan energi untuk seluruh umat manusia.

 

Krisis yang ketiga krisis iklim sudah saya jelaskan tadi, mari kita lakukan sesuatu untuk tidak menambah kandungan karbon dioksida, mencegahnya termasuk memelihara hutan kita. Yang keempat krisis keuangan sekarang ini, krisis keuangan, sebabnya macam-macam tapi antara lain juga karena kebutuhan manusia berlebihan sehingga menguras banyak hal terjadi ketidakseimbangan, global imbalances, dari segi produksi dan konsumsi, dari segi supply dan demand mengakibatkan terjadinya krisis yang sekarang menjadi bagian dari resesi ekonomi pada tingkat global. Oleh karena itu banyak hal yang akhirnya baik langsung atau tidak langsung menimbulkan persoalan pada tingkat dunia kita.

 

Muncul sekarang pemikiran-pemikiran besar kalau begitu supaya bumi kita, dunia kita selamat sepuluh tahun lagi, seratus tahun lagi dan seterusnya maka harus ada keseimbangan dari apa yang dilakukan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhannya dengan apa yang tersedia di alam semesta. Gandhi mengatakan alam ini cukup untuk memenuhi keperluan manusia, need, tapi alam tidak akan pernah cukup untuk memenuhi apa yang disebut dengan ketamakan dan kerakusan dari manusia yang menggunakannya. Itu mendasar saudara-saudara, oleh karena itu marilah, menghadapi krisis apakah keuangan, makanan, pangan, energi maupun iklim tadi dengan cerdas kita mengetahui hakikat dan penyebab dari krisis itu dengan penuh tanggung jawab, kita melakukan semuanya untuk mencegah memburuknya masalah-masalah itu. Insya Allah bisa mengatasinya dengan baik.

 

Itu lah sikap bangsa yang cerdas, sikap bangsa yang benar, yang ini bukan wacana tapi nyata kita lakukan sebagaimana yang kita lakukan sekarang ini. Lebih baik bekerja, lebih baik bertindak nyata daripada terlalu banyak bicara. Karena kalau hanya bicara tidak akan berubah, mari kita lakukan itu semuanya. Tindakan nyata dan bukan wacana, bukan hanya bicara, mari kita wujudkan satu persatu tiap tahun kita menanam dan memelihara pohon, mari. Kita lanjutkan tradisi yang baik ini, mari kita pelihara hutan kita di seluruh Indonesia. Mari kita perbaiki lingkungan kita, mari kita cukupkan pangan kita dan cukupkan energi kita.


Saudara-saudara,

 

Karena ini gerakan nasional maka syaratnya dua, para pemimpin di seluruh tanah air mulai dari saya, para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota dan semua pemimpin, baik formal maupun informal di negeri ini harus memiliki tanggung jawab yang tinggi, memiliki kepedulian, memiliki kepemimpinan, memberi dan menjadi contoh untuk pandai-pandai menjaga hutan dan memelihara lingkungan kita. Saya mengatakan, ini merupakan tanggung jawab moral. Kalau sebuah daerah begitu tidak pedulinya pemimpin di daerah itu lingkungannya rusak, masa depan gelap, pemimpin itu bertanggung jawab karena dia tidak menjalankan amanah rakyat untuk memelihara lingkungannya dengan baik. Mari kita benar-benar bertanggungjawab, menjadi contoh dan memimpin semua upaya untuk menjaga hutan kita dan menyelamatkan lingkungan kita.

 

Yang kedua gerakan ini berhasil apabila ada kebersamaan dengan seluruh komponen bangsa, ada dukungan dari rakyat dan semua pihak menjadi bagian dari upaya besar ini. Itu sangat penting, itu mutlak untuk kita lakukan. Dan Pak Ka’ban mengingatkan saya, bagi yang beragama Islam Rasulullah Nabi Muhammad SAW pernah bersabda andaikata esok hari kiamat datang dan di tanganmu ada sebuah biji, tanamlah biji itu. Betapa pentingnya kita bertanggung jawab, sayang, mencintai bumi alam kita ini untuk tujuan yang mulia. Oleh karena itu marilah gerakan ini bukan hanya menjalankan program tetapi gerakan dari hati, dari pikiran kita bahwa masa depan kita, bumi  kita, generasi muda kita, mesti selamat. Dengan cara inilah kita bersama-sama menyelamatkan bumi dan kehidupan kita semua.


Saudara-saudara,

 

Itulah yang dapat saya sampaikan dan dengan terlebih dahulu memohon ridha Allah SWT dan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim hari ini saya tetapkan sebagai hari menanam pohon Indonesia. Dan setelah itu tiap tahun kita lakukan gerakan menanam secara nasional.


Sekian.


Wassalamualaikum Wr.Wb.