Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Miraj Nasional, Jakarta, 7 Juni 2013

 
bagikan berita ke :

Jumat, 07 Juni 2013
Di baca 1570 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERINGATAN ISRA MI'RAJ NASIONAL

DI ISTANA NEGARA, JAKARTA, TANGGAL 7 JUNI 2013



 

Bismillahirrahmanirrahim,

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

 

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Hj.Herawati Boediono,

 

Hadirin dan Hadirat yang saya hormati,

 

Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air yang saya cintai,

 

Pada malam yang khidmat ini, marilah kita bersama-sama, sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat kembali menghadiri peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Kita hadir di tempat ini untuk memperingati salah satu peristiwa yang paling bersejarah dan monumental dalam perjalanan kenabian Rasulullah SAW.

 

Shalawat dan salam, marilah kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikut beliau, dan Insya Allah termasuk kita semua hingga akhir zaman.

 

Kita semua berharap dan berdoa, semoga peringatan Isra' Mi'raj tahun ini dapat mempertebal keyakinan kita kepada Allah SWT, meyakini kebenaran atas risalah kenabian Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta.

 

Hadirin dan Hadirat yang saya hormati,

 

Setelah kita menyimak dengan seksama uraian Hikmah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang disampaikan dengan jelas dan gamblang oleh Rektor IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Bapak Prof. Dr. Syibli Syarjaya, kita dapat mengambil hikmah dan memetik pelajaran dari peristiwa yang bersejarah ini. Prof. Syibli mengajak kita semua untuk memetik makna Isra' Mi'raj dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, mendirikan shalat, dan membangun kehidupan bermasyarakat, serta kehidupan berdemokrasi yang baik, yang bermartabat, dan penuh etika.

 

Isra' Mi'raj tidak hanya merupakan bagian dari transformasi spiritual tetapi juga transformasi sosial. Transformasi spiritual mengajarkan kita semua untuk senantiasa taat, tunduk, dan patuh kepada apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Dan transformasi sosial, mengajak kita semua untuk senantiasa melakukan perubahan, dari kesalahan menuju kesalehan, dari jalan gelap menuju terang, dan dari keterbelakangan menuju kemajuan.

 

Esensi peringatan Isra' Mi'raj adalah mendorong kita untuk terus membangun dan mengembangkan peradaban Islam. Peradaban Islam yang mengedepankan perdamaian, keadilan, keseimbangan, toleransi, dan persamaan. Semuanya itu bertumpu pada konsep "rahmatan lil alamin". Islam yang membawa rahmat bagi semesta alam. Esensi Isra' Mi'raj juga mendorong kita untuk meningkatkan solidaritas umat dalam menjaga  dan memelihara harmoni dalam kehidupan. Kehidupan yang inklusif dan tidak eksklusif; kehidupan yang harmonis dan serasi dalam sebuah bangsa yang majemuk.

 

Hadirin dan Hadirat yang saya muliakan,

 

Peristiwa Isra' Mi'raj yang dijalani oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke Sidhratul Muntaha merupakan salah satu peristiwa penting dalam perjalanan sejarah Rasulullah dan umat Islam. Peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai imaniah, kemuliaan jiwa, dan kesucian rohani. Peristiwa yang membawa Nabi Muhammad SAW pada kesempurnaan derajat sebagai insan paripurna.

 

Setiap kali kita memperingati Isra' Mi'raj, ada dua hal penting yang patut kita teladani. Pertama, mengenang perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan ajaran Islam, utamanya dalam menegakkan shalat; dan kedua meneladani perjuangannya yang amat berat untuk membangun umat, bangsa,  dan negara melalui transformasi spiritual dan transformasi sosial.

 

Kita harus memiliki komitmen dan kesadaran untuk mencontoh dan meneladani apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Nilai dan pelajaran yang dapat kita petik dari perjuangan Rasulullah dalam mengatasi ujian dan cobaan yang maha berat adalah dengan sabar, tegar, dan  tawakal, serta tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak ada kata menyerah dan putus asa.

 

Saat ini, dalam proses sejarah yang kita jalani bersama untuk membangun negeri yang kita cintai ini, kita harus banyak melakukan transformasi dalam membangun tata pemerintahan yang baik, mengembangkan partisipasi politik yang lebih luas, menghormati tatanan hukum, melindungi hak-hak asasi manusia, dan menegakkan keadilan sosial. Kita harus mengedepankan kehidupan demokrasi yang santun dan berakhlak mulia. Kita juga harus terus-menerus memerangi tindak pidana korupsi, seraya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

 

Sama pentingnya dengan itu, kita harus senantiasa menjaga kerukunan tidak saja antarumat beragama, tetapi juga di antara umat seagama yang berbeda faham dan penafsiran.

 

Kita menyadari, umat Islam di negeri kita  memiliki pandangan dan paham yang terkadang tidak sama. Namun, perbedaan paham keagamaan tidak boleh mencederai kerukunan, serta memaksakan faham yang diyakininya kepada pihak lain, apalagi dengan kekerasan. Bukankah Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita, bahwa sesungguhnya perbedaan adalah rahmat. Bila kita menyadari makna persatuan dalam kebhinekaan, dan jika kita menyadari perbedaan adalah rahmat, maka tidak perlu ada konflik dan permusuhan antara pihak mayoritas dan minoritas.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Dalam dunia yang terus berubah, kita menghadapi dunia yang rawan terhadap terjadinya benturan antarperadaban. Untuk mencegah terjadinya benturan peradaban itu, kita harus senantiasa mengedepankan dialog, sikap moderat, dan menjunjung tinggi toleransi. Tekad besar dunia Islam untuk membangun kembali pilar-pilar peradaban Islam serta membangun harmoni dan kebersamaan, patut kita dukung, kita perjuangkan, dan kita sukseskan bersama.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, alhamdulillah, pada prinsipnya kita telah mampu mewujudkan harmoni antara Islam, demokrasi, dan modernitas. Banyak harapan dari kalangan dunia agar kita tampil paling depan dalam membangun tatanan kehidupan seperti itu.

 

Di tengah-tengah upaya kita, kita tentu menyesalkan konflik yang terus berlangsung di antara saudara-saudara kita di Suriah. Perkembangan yang sangat mencemaskan di belahan bumi Timur Tengah ini, sungguh sangat menyayat hati kita semua. Kita tidak ingin konflik yang tidak kunjung selesai itu bereskalasi menjadi perang saudara yang berkepanjangan.

 

Jika di malam yang khidmat ini, kita semua   memperingati Isra' Mi'raj dengan penuh kedamaian, saudara-saudara kaum muslimin di Suriah  tidak dapat menikmati suasana yang sama dengan yang kita miliki pada saat ini.

 

Pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak Hadirin sekalian untuk berdoa semoga pertemuan antarpihak yang bertikai di Suriah  yang insya Allah akan segera digelar di Jenewa dalam waktu dekat ini dapat berjalan lancar dan menghasilkan perdamaian yang abadi bagi rakyat Suriah, rakyat Libanon, dan umat Islam di berbagai belahan dunia.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Mengakhiri sambutan ini, saya mengajak Hadirin dan Hadirat, Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air, untuk terus bersatu, mempererat solidaritas, dan berjuang membangun negeri yang kita cintai ini, di tengah pluralisme bangsa, dalam semangat kerukunan Bhinneka Tunggal Ika. Mari kita contoh dan teladani kepribadian yang luhur dan agung  dari Nabi Muhammad SAW dalam memimpin umat dan membangun bangsa.

 

Selanjutnya saya mengajak kepada umat beragama di seluruh Tanah Air  untuk terus membangun harmoni dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kita juga harus terus-menerus membangun kerukunan antarperadaban harmony among civilization dan kerukunan antarumat beragama harmony among religions.

 

Mari kita jadikan peringatan Isra' Mi'raj  tahun  ini sebagai momentum untuk memantapkan kerukunan umat beragama, membangkitkan kembali semangat kebersamaan dan toleransi, serta memupuk rasa persaudaraan dalam bingkai ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah. Mari kita lindungi bangsa kita dari semua bentuk radikalisme dan anarkisme. Mari kita sadarkan saudara-saudara kita yang memilih jalan yang salah dalam menegakkan dan menyiarkan agama Islam.

 

Sebagai bangsa yang pandai bersyukur, kita harus mensyukuri apa yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT, dan apa yang telah kita raih dalam perjuangan panjang kita. Kita juga harus  yakin dan percaya, dengan ridho Allah SWT dan dengan perjuangan gigih kita bersama, Indonesia negeri yang kita cintai ini, akan menjadi negara dan bangsa yang maju dan  sejahtera, amin.

 

Terima kasih,

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

 

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI