Kolaborasi Pengelolaan Informasi Yang Akurat, Humas Kemensetneg Lakukan Media Visit Ke Solopos

 
bagikan berita ke :

Selasa, 19 Maret 2019
Di baca 1498 kali

Solopos menerima kunjungan  kehumasan Asisten Deputi Hubungan Masyarakat Kementerian Sekretariat Negara (Asdep Humas Kemensetneg),  Eddy Cahyono Sugiarto,    bertempat di Kantor Redaksi Solopos (14/3).  Kunjungan kehumasan tersebut dimaksudkan  untuk meningkatkan kerja sama dan kolaborasi  tata kelola,  diseminasi  informasi, dan  pengelolaan informasi yang akurat,  guna mengedukasi masyarakat  dalam mendapatkan berita yang didukung fakta yang valid, sekaligus meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan hoaks dan ujaran kebencian.

 

Kunjungan  Asdep Humas Kemensetneg disambut dengan hangat oleh Redaktur Pelaksana Solopos Abu Nadhif, Data and Content Manager Solopos Syifaul Arifin, dan Redaktur Desk Kota Solo Mufid Aryono. Dalam kunjungan tersebut,   didiskusikan lebih mendalam  tentang perkembangan media sosial  dalam penyebaran informasi, dan bagaimana media mainstream bekerja dalam mengolah informasi  yang dapat dipercaya.

“Perkembangan era digital dewasa ini  membawa konsekuensi semakin masifnya penetrasi media sosial dalam berbagai  sendi kehidupan,  yang membawa  perubahan pola komunikasi, dari cara-cara  konvensional  menuju digitalisasi komunikasi, dengan mengedepankan berbagai kanal media sosial kekinian. Pemanfaatan media sosial menjadikan arus informasi mengalir dengan deras dan cepat, yang menjadikan   penggunaan  internet sebagai media baru (new media),” kata Eddy Cahyono Sugiarto.

 

Fenomena ini  membawa konsekuensi “tsunami informasi” yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat kontraproduktif, utamanya apabila informasi yang ada  tidak didukung fakta dan data,  karena  ruang publik disesaki dengan informasi hoaks  dan ujaran kebencianDisinilah diperlukan peran strategis media mainstream yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat. Untuk itu, Kemensetneg menganggap penting diskusi dengan jajaran redaksi Solopos, sebagai media massa yang memiliki reputasi baik  dalam  tata kelola dan diseminasi informasi yang terpercaya.

 “New Media  juga memiliki dampak negatif  dengan  merebaknya fenomena post truth  yang apabila tidak diantisipasi dengan mitigasi yang terencana dan terukur,  juga akan  berpotensi mempertajam polarisasi di masyarakat,  ditandai dengan   semakin viralnya pemberitaan yang tendensius mengusung  sentimen agama, ras, dan kelompok kepentingan, yang dapat menjadi hambatan dalam memacu keberlanjutan pembangunan  nasional,  merawat  NKRI, dan  meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Eddy Cahyono Sugiarto.

Pemilihan Solopos sebagai lokasi kunjungan kehumasan oleh Asdep Humas Kemensetneg bukan tanpa alasan, mengingat sejak lama Solopos dipandang memiliki  reputasi yang cukup baik dalam mengolah dan mengelola informasi untuk masyarakat, terlebih di era sosial media yang sangat masif seperti saat ini. Solopos tetap konsisten sebagai media mainstream yang memberikan kualitas informasi yang akurat dan kredibel sehingga memiliki reputasi bagus di mata masyarakat.

Lebih lanjut, Eddy menyebutkan bahwa Kemensetneg dapat memetik pelajaran berharga dari Solopos mengenai pengelolaan newsroom, penggunaan infografis oleh Solopos dalam fitur Espospedia di situsnya, dan upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat melalui menyatu dengan masyarakat dalam mensejajarkan pada tren dan keinginan masyarakat saat ini.

Redaktur Pelaksana Solopos Abu Nadhif mengatakan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi  terhadap media mainstream  menjadi energi baru. Menurutnya, perbedaan antara media mainstream dengan media sosial adalah dalam hal verifikasi. Hal inilah yang menjadi faktor utama meningkatnya kepercayaan masyarakat pada media mainstream. “Tugas kami adalah memastikan kebenaran suatu isu dan kemudian menyampaikannya kepada masyarakat, informasi lengkap, konfirmasi,  dan resmi. Kami punya kewajiban itu,” ujar Abu Nadhif.

Mengakhiri kunjungannya, Asdep Humas Kemensetneg mengharapkan media mainstream  seperti Solopos dapat membantu diseminasi kerja pemerintah dan memainkan peran aktif sebagai ruang penjernih informasi guna membangun well informed society. Diharapkan akan terbangun sikap kritis masyarakat untuk membedakan informasi nyata dan bohong dan konten yang dapat dipercaya maupun yang diragukan. (FAF/DOA – Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0