Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN) Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan the United Nations Population Fund (UNFPA) kembali mengadakan program pengembangan kapasitas internasional di bidang kesehatan reproduksi pada tahun 2024 melalui skema Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular pada tanggal 23-29 Juni 2024.
Program yang bertajuk SSTC Knowledge Sharing for Interfaith Youth Leaders’ Best Practices on Adolescent Reproductive Health to Achieve Related Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 ini diadakan di Sanur Resort Watujimbar, Bali, dan dihadiri oleh 11 peserta dari Malaysia, Myanmar, dan Vietnam. Kegiatan ini menekankan pada keterlibatan pemimpin pemuda lintas agama tentang kesehatan reproduksi.
Kemensetneg yang diwakili oleh Kepala Biro KTLN, Noviyanti, membuka kegiatan pada hari Senin (24/6). Dalam sambutannya Noviyanti menggarisbawahi pentingnya topik terkait kesehatan reproduksi remaja sebagai bagian dari upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi permasalahan stunting dan pernikahan dini guna mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan produktif.
Mewakili Penjabat Gubernur Bali, Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan I Made Sudarsana menyampaikan bahwa program Generasi Berencana (GenRe) berdampak sangat positif terhadap remaja, termasuk menurunnya angka pernikahan remaja dan kehamilan di luar nikah.
Mengintegrasikan sesi klasikal dan non-klasikal, program ini membekali peserta dengan diskusi guna bertukar pengalaman dan pengetahuan, serta kunjungan lapangan yang juga memperkaya eksposur peserta terhadap implementasi upaya peningkatan kesehatan reproduksi remaja dan pemanfaatan peran tokoh lintas agama.
Bukan hanya dengan berdiskusi, delegasi juga melakukan kunjungan, diantaranya mengunjungi Klinik Catur Warga Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Bali, Puskesmas Denpasar Selatan IV, SMKN 1 Klungkung, dan Puja Mandala.
Saat mengunjungi ke Klinik Catur Warga PKBI Bali, Analis Kebijakan Ahli Muda pada Biro KTLN Kemensetneg, Joko Tulodo mengatakan bahwa kehadiran delegasi ialah untuk melihat langsung kegiatan di klinik tersebut. "Kunjungan lapangan dilakukan agar para delegasi dapat melihat langsung best practice yang selama ini telah berjalan di Indonesia, " ujar Joko.
Menyambut baik kedatangan para delegasi, Kepala PKBI Bali, dr. Oka Negara menyatakan kesiapan untuk melakukan kerja sama jangka panjang untuk program keluarga berencana yang tentunya sejalan dengan SDGs 2030.
"Kegiatan selama seminggu ini akan menjadi awal dari kerja sama yang baik dari kita semua untuk mencapai SDGs 2030," ujar dr. Oka Negara.
Tak hanya mengenal tentang sistem reproduksi dan keluarga berencana di Indonesia, program ini juga mengajak para peserta juga mengunjungi Puja Mandala sebagai simbol keragaman agama di Indonesia.
"Puja Mandala adalah sebuah pusat peribadatan dengan lima rumah ibadah berbeda yang berada di dalam satu area kompleks, Puja Mandala berasal dari kata “Puja” yang berarti Pemujaan dan “Mandala” adalah areal. Sehingga Puja Mandala dapat diartikan sebagai areal pemujaan," ujar Ketua Paguyuban antar-Umat Beragama Kompleks Puja Mandala, I Wayan Solo.
Peserta terlihat antusias dengan beragam Informasi yang di dapatkan dalam pelatihan ini. Azlan Razali, peserta dari Malaysia mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat.
"Senang sekali dapat menjadi bagian dari pelatihan ini, sebagai konselor remaja, banyak hal yang saya dapatkan selama mengikuti pelatihan ini, yang nantinya dapat diaplikasikan di tempat kami bekerja, terutama penjelasan tentang kesehatan reproduksi bagi remaja," ujar Azlan.
Selain kunjungan lapangan, para delegasi juga diajak untuk menikmati keindahan alam serta kuliner Bali dan juga kunjungan kebudayaan. (Biro KTLN/Humas Kemensetneg)