Rendahnya Minat Penelitian oleh Gen Z: For Your Page (FYP) Sosmed Lebih Menarik daripada Data

 
bagikan berita ke :

Senin, 22 April 2024
Di baca 142 kali

Foto Cover: Biro Humas Kemensetneg


 

Penelitian atau riset cukup berkaitan erat dengan akademisi. Istilah akademisi sendiri ialah orang yang berpendidikan tinggi atau intelektual. Peneliti, dosen, guru besar, dan ilmuwan merupakan akademisi yang ahli di bidangnya. Tugas yang istimewa beliau emban tidak hanya soal penelitian. Semisal, dosen wajib menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang antara lain: Pendidikan atau Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Dosen juga membutuhkan waktu lama untuk menghasilkan satu karya penelitian yang berkualitas dan berbobot demi memajukan penelitian di Indonesia, menambah khasanah ilmu pengetahuan, dan sebagai pedoman untuk perbaikan inovasi yang akan datang di masa depan.

 

Dewasa ini, kita biasa membaca berita online dengan highlight Gen Z, Era Revolusi Industri 4.0, Era Society 5.0, Digitalisasi, Digital Native, Bonus Demografi, dan berbagai istilah kekinian yang disebut ”zaman now”. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa era ini cukup berbeda jauh dengan era orang tua kita, yang mana kecanggihan teknologi berkembang pesat dan mempengaruhi berbagai aspek. Media sosial atau biasa disebut sosial media saat ini cukup beragam mulai dari Instagram, TikTok, YouTube, Linkedin, X, Facebook, dan sebagainya. Kecanggihan teknologi membuat komunikasi lebih mudah walau terhalang jarak yang jauh. Akan tetapi, bila tidak di-filter dengan baik sesuai data lapangan dan hanya menilai sisi FYP (For Yor Page) juga kurang baik.

 

Istilah FYP (For Yor Page) ialah video yang direkomendasikan di media sosial TikTok untuk pengguna. Beberapa faktor menjadi penyebab rendahnya minat penelitian Gen Z, yang mana FYP lebih menarik daripada data. Pertama, apabila video yang kita posting viral di media sosial, Gen Z menyebutnya dengan FYP. Entah video tersebut benar atau tidak secara substansi, Gen Z tidak terlalu memperhatikannya karena yang terpenting adalah viralnya. Kedua, budaya literasi di Indonesia masih minim. Dikutip dari situsbudaya.id dalam World’s Most Literature Nations Ranked (2016) menyebutkan bahwa negara-negara dengan tingkat literasi tertinggi, 10 besar diantaranya adalah Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, Swedia, Swiss, Amerika Serikat, Jerman, Latvia, dan Belanda. Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-60. Ketiga, tidak adanya pengenalan mengenai dunia penelitian atau ilmiah kepada siswa sejak duduk di bangku sekolah dasar atau menengah. Kebiasaan meriset sejak dini menjadikan siswa berpikir kritis, ilmiah, dan tidak mudah percaya konten hoax. Faktor-faktor di atas menyebabkan Gen Z mudah terpengaruh dengan konten FYP di Sosmed tanpa memvalidasi kebenarannya.

 


Foto: Biro Humas Kemensetneg

 

Menurut Bayti, et.al (2020: 21), Gen Z sendiri adalah generasi Z atau sebutan untuk anak-anak yang lahir sekitar tahun 1990-2015 di mana era internet mulai dipenuhi kecanggihan dan kemudahan. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa Gen Z sebagai generasi awal yang hidup di era yang mulai modern. Gen Z sendiri berperan penting dalam menghadapi bonus demografi 2030 mendatang. Bayti, et.al (2020: 2) mendefinisikan bonus demografi adalah kondisi jumlah usia produktif yang mana rentang usia 15-64 tahun lebih banyak dari usia nonproduktf. Karena itu, di masa depan dapat dipastikan bahwa usia produktif akan mendominasi usia nonproduktif. Berdasarkan hasil penjelasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa kecanggihan teknologi, rendahnya budaya literasi, dan kurangnya pendidikan ilmiah membuat Gen Z lebih menyukai konten media sosial daripada melakukan observasi mengenai validitas data.

 

Sumber Referensi:

Bayti, T, et al 2020, Gagasan Milenial dan Generasi Z Untuk Indonesia Emas 2045, Fianosa Publishing (Yayasan Nusa Timur)

Ekalatus, 2023. Budaya Literasi di Indonesia: Peran Ebook dalam Pembudayaan Membaca, Situs Budaya, dilihat 17 Februari 2024 (https://situsbudaya.id/budaya-literasi-di-indonesia-ebook/)


 

Penulis       : Silvi Sitaviana, S.Tr.S.I.

Profesi        : Asisten Penelitian

Instansi      : Universitas Diponegoro

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0