Masih dalam rangkaian acara pekan kunjung perpustakaan yang diselenggarakan oleh perpustakaan Kementerian Sekretariat Negara, tepat hari Selasa, 18 September 2018 telah diselenggarakan sebuah permainan unik dan baru di Indonesia. Permainan ini digelar di Perpustakaan Kementerian Sekretariat Negara. Permainan asal Jepang yang memberikan banyak nilai positif ini bernama Bibliobattle. Meski memiliki kata “battle” dalam namanya, permainan ini tidak mengandung unsur perang atau kekerasan sama sekali.
Permainan Bibliobattle mungkin terdengar cukup asing bagi Anda, bukan? Sesuai dengan pengertian dan aturan mainnya di negeri matahari terbit sana, Bibliobattle adalah sebuah permainan meresensi buku di depan banyak orang dengan durasi presentasi maksimal 5 menit. Orang yang menyampaikan resensi tersebut memiliki julukan sebagai "Bibliobattler" atau presenter buku. Bibliobattler akan meresensi buku yang disukainya atau bisa sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Tak berhenti sampai di sini saja, sesuai dengan moto yang dibawa yaitu "Know books through people, know people through books" yang artinya mengenal buku melalui orang, mengenal orang melalui buku. Dengan terbatasnya waktu presentasi hasil resensi, para Bibliobattler dan audiens dapat saling berinteraksi dan berdiskusi pada sesi tanya jawab untuk mengetahui lebih banyak isi buku. Yang menarik lainnya adalah, penjurian dilakukan melalui voting oleh audiens yang sudah mendengarkan resensi dari para Bibliobattler. Satu hal penting dari permainan ini adalah pemenang bukan ditentukan dari cara ia menyampaikan hasil resensi tapi berdasarkan isi buku, seperti yang disampaikan Sushanty Candra Dewi kepala Perpustakaan The Japan Foundation Jakarta saat menghadiri pekan kunjungan dalam perlombaan Bibliobattle, "Yang dijadikan juara bukan presenternya tapi bukunya, jadi buku yang dipilih banyak orang akan menjadi Champion Book of The Day", jelas Susan.
Permainan Bibbliobattle yang menjadi ajang tingkat nasional di negara asalnya kini mulai mendunia. Permainanan ini sepertinya perlu dikenalkan dan digencarkan lagi di kalangan masyarakat Indonesia sehingga dapat meningkatkan minat dan kegemaran membaca. Berdasarkan hasil penelitian UNESCO pada tahun 2012 terhadap minat baca di 61 negara, ternyata Indonesia hanya menduduki 0,001 persen atau berada di peringkat 60 dari 61 negara. Selain menjadi hiburan, Susanti juga menambahkan bahwa permainan ini memiliki nilai positif seperti menambah wawasan, menambah lingkup pertemanan, dan melatih kemampuan berbicara di depan umum. Sama halnya yang dirasakan oleh Ari Aswin G., S. S. M.Tran, Kepala Subbidang Perwakilan Diplomatik atau Konsuler RI, Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, Sekretariat Kabinet yang menjadi juara pertama Bibliobattle yang diselenggarakan khusus bagi kalangan pejabat dan pegawai di lingkungan kepresidenan. "Ini tentunya pertama kali saya ikut Bibliobattle, rasanya seru karena dengan permainan ini kita bisa membaca sekaligus belajar. Seperti story telling, kita menyampaikan isi buku, seperti apa yang ingin disampaikan dari isi buku tersebut sehingga lebih menarik," kata Ari.
Dengan semakin banyaknya pelaksanaan kegiatan Bibliobattle, ke depannya diharapkan permainan ini mampu meningkatkan minat baca. Selain itu, tentunya kini membaca tidak lagi hanya dengan cara yang monoton melainkan dengan banyak cara seru, salah satunya Bibliobattle ini. (EPW, NMI - Humas Kemensetneg)