Lomba Busana Adat Semarakkan HUT 73 RI di Kemensetneg

 
bagikan berita ke :

Minggu, 19 Agustus 2018
Di baca 4953 kali

Jumat (17/8) kemarin, Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun ke–73. Umumnya, masyarakat Indonesia mengisi perayaan tahunan ini dengan mengadakan berbagai jenis lomba untuk menambah semarak kemerdekaan. Tak terkecuali dengan pejabat dan pegawai yang ada di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).

 

Tahun 2018, Kemensetneg mewajibkan bahwa peserta Upacara Peringatan HUT Ke–73 RI di lingkungan Kemensetneg untuk memakai pakaian adat nusantara. Upacara ini diikuti oleh seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan kesekretariatan lembaga kepresidenan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Sekretariat Dewan Ketahanan Nasional. Selain itu, upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia juga diikuti oleh para anggota Dharma Wanita Persatuan di lingkungan kesekretariatan lembaga kepresidenan.

 

Tepat pukul 06.30 pagi, peserta upacara sudah tampak berbaris rapih di lapangan upacara yang ada di kawasan Sayap Barat Kemensetneg. Sudah lengkap dengan pilihan busana adatnya masing-masing. Mulai dari pakaian daerah Aceh, Jakarta (Betawi), Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.

 

Banyak hal baru pada penyelenggaraan upacara peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan di Kemensetneg tahun ini. Selain adanya kebijakan penggunaan busana nasional dari berbagai daerah sebagai pakaian upacara, Kemensetneg juga menyelenggarakan lomba busana adat terbaik. Lomba ini untuk memeriahkan dan menyemarakkan kemerdekaan Indonesia.

 

Pemenang lomba busana adat terbaik diumumkan setelah upacara selesai. Hasilnya ada empat orang pemenang. Salah satunya adalah Kristiani Roulina dari Asisten Deputi Bidang Pembangungan Manusia dan Kebudayaan (Asdep PMK), Deputi Hukum dan Perundang-Undangan.

 

Kristiani memilih untuk mengenakan pakaian adat Papua karena memiliki ketertarikan tersendiri pada adat Papua. “Saya memilih adat Papua karena pakaiannya berasal dari alam, walaupun yang saya pakai sudah mengalami proses modernisasi,” kata Kristiani.

 

Walaupun tidak berasal dari Papua atau pernah tinggal di Papua, Kristiani sangat mencintai adat Papua. “Keluarga saya dari Sumatera Utara, saya lahir dan besar di Pulau Jawa, namun letak geografis yang jauh tidak menghalangi rasa bangga dan kecintaan saya terhadap adat Papua,” tambah Kristiani.

 

Persiapan yang dilakukan Kristiani untuk memakai pakaian adat Papua lebih kurang satu jam. “Dandan sekitar 30 menit di rumah, saat menggunakan baju Papua dibantu oleh bapak ibu (rekan-rekan) di Asdep PMK, ya kurang lebih satu jam persiapannya” kata wanita berkacamata tersebut.

 

Pemenang Lomba Busana Adat Terbaik mendapatkan masing-masing satu buah handphone. Kristiani mengaku tidak menyangka dan bersyukur bisa menjadi salah satu pemenang dalam lomba ini. “Niatnya seru-seruan tapi malah dapat hadiah,” jelas wanita yang akrab disapa Lina tersebut.

 

Berbeda dengan Kristiani, Cut Nadia Maracilu yang juga menjadi pemenang Lomba Busana Adat Terbaik Kemensetneg memilih baju adat Aceh untuk dilombakan. “Karena kebetulan saya lahir dan besar di Aceh jadi ketika mendapat kabar kalau tahun ini upacara harus memakai baju adat, langsung terbayang serunya memakai baju adat Aceh,” jawab wanita kelahiran Lhokseumawe itu.

 

“Saya terharu dan senang pastinya,” kata Cut Nadia. Ia merasa terharu karena semua persiapan ia lakukan sendiri sekitar 40 menit dan untuk memasang suntingnya ia dibantu oleh teman-temannya. “Senang karena dapat smartphone dan bisa ikut memeriahkan 17-an di Kemensetneg,” tambahnya.

 

Pakaian adat Aceh yang dipakai oleh Cut Nadia langsung dikirim dari Aceh oleh ibunya sendiri. “Semua perlengkapan pakaian adatnya dikirim langsung dari Aceh, karena ibu antusias ketika tahu anaknya mau pakai baju adat,” kata Cut yang merupakan Kepala Subbagian Analisis Jabatan, Bagian Organisasi, Biro Organisasi, Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja, Deputi Bidang Adminstrasi Aparatur.

 

Kristiani Roulina berharap agar pemuda – pemudi Indonesia memiliki rasa bangga dengan kebudayaan dari tempat mereka berasal dan menghindari chauvinism. “Mari kita bergandeng tangan bersama untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan di Indonesia untuk kedamaian dan kesejahteraan. Salam Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Kristiani.

 

Pejabat dan pegawai Kemensetneg berharap tahun depan akan diadakan lagi Lomba Busana Adat Nusantara. “Ya semoga tahun depan diadakan lagi, karena ini unik, upacara memakai busana adat dan bisa menambah rasa cinta dan bangga terhadap budaya Indonesia di lingkungan Kemensetneg,” kata seorang pegawai Kemensetneg yang tidak ingin disebutkan namanya. (DHK-Humas Kemensetneg)

 

 

 

 

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
3           2           2           1           6