Memasuki kawasan GBK, jajaran tanaman tertata apik seolah menyambut masyarakat yang datang. Ditanami lebih dari 5.897 pohon, seluruh kawasan olahraga ini terlihat sangat hijau dan asri. Tak disangka, 973 pohon di antaranya bahkan termasuk jenis pohon langka dan endemik Indonesia.
Memang bukan pekerjaan yang mudah mengubah kawasan GBK menjadi lebih rapi, hijau, asri, bersih, aman, dan nyaman. Dalam upaya menghijaukan Kawasan olahraga, Manajemen GBK membangun GBK Green House atau rumah hijau.
Terletak di sekitar Plaza Timur dan sebagian lantai atas Gedung Parkir A, GBK Green House menjadi tempat untuk membudidayakan tanaman. GBK Green House terbuat dari net atau anyaman jaring. Anyaman jaring ini mampu mengontrol dan membatasi intensitas cahaya matahari yang menyinari tanaman. Selain itu, jaring ini juga dapat melindungi tanaman dari curah hujan dan hama yang dapat merusak tanaman.
Beragam jenis tanaman kini menghuni area GBK Green House. Tanaman kana daun merah, pucuk merah, miana, iris kuning, melati jepang, dan corymbosa mini misalnya. Tentu saja, tanaman lain seperti sutra Bombay, philo hijau, philo kuning, oleander, cemara laut, hanjuang merah, hanjuang hijau, sansiviera juga ikut menghiasi ruang di rumah hijau GBK. Tanaman-tanaman ini nantinya digunakan untuk menghiasi landscape yang ada di kawasan GBK.
Ke depannya Green House GBK juga akan menjadi tempat untuk membudidayakan pohon-pohon yang langka. Jenis pohon langka di GBK di antaranya yaitu palem botol yang berada di halaman parkir Masjid Al-Bina dan kayu hitam, angsana, ki burahol, yang berada di Plaza Barat dan di beberapa tempat lainnya. Ki burahol alias kepel sendiri merupakan pohon endemik Daerah Istimewa Yogyakarta. (Tri Novita Sari-PPK GBK_Humas Kemensetneg)