Menyongsong HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2024 dalam Balutan Moderasi Beragama

 
bagikan berita ke :

Senin, 26 Agustus 2024
Di baca 337 kali

Foto Cover: BPMI Setpres


 

Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2024 menjadi istimewa bagi seluruh bangsa Indonesia karena rakyat Indonesia akan menyambut Ibu Kota baru dan presiden yang baru. Karena itu, tema yang diusung untuk merayakan HUT Republik Indonesia tahun ini adalah Nusantara Baru Indonesia Maju. Tema ini merupakan doa seluruh bangsa Indonesia yang menyisipkan harapan kesejahteraan untuk Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur yang akan diresmikan tepat pada 17 Agustus 2024, kemudian menyusul setelahnya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada bulan Oktober mendatang. Dua momentum besar tersebut diharapkan dapat menjadi pintu gerbang untuk Indonesia lebih maju sesuai dengan doa para tokoh lintas agama dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan di Halaman Istana Merdeka, 1 Agustus yang lalu.

Lalu, bagaimana cara menyongsong HUT ke-79 Republik Indonesia tahun ini? Perayaan terbaik bagi negeri ini adalah membangun tekad dan perjuangan untuk menjaganya. Keberagaman adalah warna Indonesia. Indonesia bukanlah Indonesia tanpa keanekaan suku, budaya, agama, daerah, dan warisan kemasyarakatannya. Karena itu, untuk merayakan eksistensi kedaulatan negeri ini, rakyat Indonesia harus berada pada koridor perwujudan Bhineka Tunggal Ika dalam balutan moderasi.

 


Foto: BPMI Setpres

 

Sebagaimana salah satu misi Kementerian Agama RI yang terus-menerus dikumandangkan, moderasi beragama dijadikan nilai bersosial yang dapat meredam potensi konflik di Nusantara ini. Moderasi beragama harus didasari pada prinsip Pancasila dan diwujudnyatakan dalam berbagai kegiatan sosial, seperti dialog dan doa antartokoh agama, diskusi ilmiah, silaturahmi antarlembaga keagamaan, pementasan warisan kebudayaan, kegiatan bela negara, ceramah keagamaan yang inklusif, kegiatan gotong royong dan lain sebagainya.

Kematangan usia negeri kita harus dibarengi dengan kedewasaan rakyat dalam hal saling menerima satu dengan yang lain. Perbedaan memang merupakan suatu keniscayaan yang tak bisa dihindari tetapi perbedaan bukanlah pemisah melainkan kekayaaan negeri yang harus dijaga. Keberadaan IKN di tengah bumi nusantara mengandung nilai filosofis yang mendalam tentang ‘menengahi’ bangsa yang besar ini. Indonesia bukan tentang Jakarta ataupun Jawa saja tetapi seluruh pulau-pulau Nusantara. Pemerintahan yang baru sekiranya terus berjuang untuk mempertahankan kesatuan tanah air. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indoenesia harus tampak dan dirasakan bagi semua rakyat tanpa terkecuali. Inilah nyawa moderasi. Dirgahayu Negeriku, Damai Bangsaku! 

 

Referensi

https://www.setneg.go.id/baca/index/harapan_para_tokoh_lintas_agama_dan_masyarakat_di_bulan_kemerdekaan_indonesia

https://kemenag.go.id/artikel/visi-dan-misi-kementerian-agama

Indrawati, Sulton, dan Ardhana J.M., Moderasi Antar Umat Beragama dalam Kajian Ilmu Kewarganegaraan (Studi Kasus Moderasi Beragama Islam dan Budha di Desa Bulu Lor Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo) JPK: Jurnal Pancasila dan kewarganegaraan Vol. 7 No. 2: 36-46.


 

Nama Lengkap  : Serepina Yoshika Hasibuan

Pekerjaan           : Dosen

Instansi              : STT Mawar Saron Lampung

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0