Oleh:
Eddy Cahyono Sugiarto
(Asdep Humas Kemensetneg)
“Konektivitas digital ini harus kita manfaatkan untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa, untuk memperkuat dan memperbaiki pendidikan kita dengan memfasilitasi lalu lintas ilmu pengetahuan dan menembus seluruh pelosok Nusantara, dan untuk memperkuat perdagangan.”
(Presiden Jokowi Widodo pada peresmian pengoperasian Palapa Ring di Istana Negara (14/10/2019).
Kemajuan sebuah bangsa tidak terlepas dari kebijakan strategis yang dipilih dalam mempercepat pencapaian visi pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa, salah satu upaya tersebut dilakukan dengan menjadikan pembangunan sumber daya manusia sebagai penjurunya.
Pembangunan sumber daya manusia menjadi kata kunci dalam kemajuan suatu bangsa, dimana untuk mengakselerasi visi dimaksud perlu didukung oleh pengembangan infrastruktur konektivitas digital sebagai salah satu pilar strategisnya, sehingga dapat menjadi prime mover penggerak pembangunan ekonomi nasional yang inklusif.
Pembangunan ekonomi inklusif ditandai dengan peningkatan laju pertumbuhan dan perluasan skala ekonomi, penciptaan lapangan investasi yang merata, terjadi peningkatan kesempatan kerja yang produktif dengan memastikan akses yang lebih luas kepada semua lapisan masyarakat.
Upaya untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang inklusif tersebut perlu dibarengi dengan masifnya pengembangan infrastruktur konektivitas digital, sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia akan terjadi secara gradual dengan pemanfaatan nilai tambah dari informasi dan tenologi, tidak hanya untuk bidang pendidikan sumber daya manusia tetapi juga pemerataan akses perekonomian.
Bagi Indonesia nilai tambah dari pemanfaatan infrastruktur konektivitas digital menjadi suatu keniscayaan melihat geostrategis Indonesia sebagai bangsa besar, percepatan pembangunan sudah seharusnya menyentuh berbagai pelosok daerah agar pemerataan pembangunan dapat segera diwujudkan, sehingga berkorelasi signifikan dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan yang masih menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Kita patut mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah sebagai bentuk komitmen nyata dalam mewujudkan cita – cita pembangunan inklusif, dalam meningkatkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia dan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, komitmen nyata tersebut salah satunya ditandainya dengan telah terbangunnya infrastruktur konektivitas digital, melalui Palapa Ring, yang telah diresmikan penggunaannya oleh Presiden Jokowi pada 14 Oktober 2019 yang baru lalu.
Peresmian Palapa Ring tersebut sekaligus menandakan bahwa negara hadir dalam membangun persatuan Indonesia, pemerataan akses informasi dan teknologi, yang bermanfaat bagi pendidikan, kesehatan, aktivitas ekonomi digital dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang berbasis digital, sehingga diharapkan dapat mempercepat berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang merata diseluruh wilayah Indonesia.
Palapa Ring didedikasikan sebagai proyek infrastruktur telekomunikasi dengan pembangunan jaringan serat optic sebagai tulang punggung bagi telekomunikasi nasional yang terbentang sepanjang 36.000 km, menghubungkan wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.
Pembangunan Palapa Ring diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sosial ekonomi diseluruh wilayah Indonesia, melalui ketersediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang berkapasitas besar dan terpadu sehingga bisa memberikan jaminan kualitas internet dan komunikasi yang berkualitas tinggi, aman, dan murah.
Disamping itu yang takkalah pentingnya adalah memastikan upaya menjaga "Sovereignty/Kedaulatan Negara" dan "Ketahanan Nasional" tetap menjadi perhatian dengan memastikan ketersediaan infrastruktur telekomunikasi yang terintegrasi.
Melalui Palapa Ring dipastikan seluruh rakyat Indonesia “tersambung” dalam satu kesatuan dan merupakan ekosistem yang terintegrasi, dengan pemanfaatan ketersediaan infrastruktur telekomunikasi yang mudah dan murah, mengedepankan aspek keadilan dengan memberikan perlakuan yang sama bagi seluruh rakyat Indonesia dimanapun berada untuk ikut merasakan manfaat perkembangan informasi dan teknologi.
Perkembangan informasi teknologi yang merata, khususnya dibidang telekomunikasi, tidak hanya memudahkan rakyat dalam berkomunikasi, tetapi juga menjadi pertanda positif bagi Indonesia karena akan mempercepat penyebarluasan data dan informasi serta pengetahuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Palapa Ring dan momentum ekonomi digital.
Sebagai mana kita ketahui, perkembangan ekonomi global dewasa ini ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi digital atau e-commerce, Palapa Ring sebagai pembangunan infrastruktur konektivitas digital di bidang telekomunikasi diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi nasional, dengan mengedepankan pemerataan pertumbuhan ekonomi sehingga berkembang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, yang menyebar diseluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rotte.
Pengembangan infrastruktur konektivitas digital yang merata diseluruh wilayah Indonesia diharapkan akan memudahkan aktivitas di berbagai sektor, salah satunya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempermudah investasi, serta untuk mengembangkan ekonomi digital di Indonesia.
Potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar dan perlu diakselerasi untuk dapat berkonstribusi bagi kemajuan Indonesia, sebagai catatan saat ini nilai transaksi ekonomi digital Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara bila merujuk laporan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) 2018, bertajuk “Menuju Ekonomi Digital yang Inklusif: Perspektif Gender, Regional dan Sektoral”.
Dalam laporan tersebut disimpulkan total kontribusi ekonomi digital terhadap PDB Indonesia di tahun 2018, mencapai Rp 814 triliun (USD 56,4 miliar) atau 5,5% dari PDB serta menambah 5,7 juta lapangan kerja baru atau 4,5% dari total tenaga kerja.
Pada tahun ini tercatat bahwa Indonesia menjadi negara yang pertumbuhan ekonomi digitalnya mencapai USD 40 miliar atau setara dengan Rp 556 triliun, dengan angka tersebut menjadikan Indonesia berada dalam pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia Tenggara yang mengalahkan Thailand USD 16 miliar, Singapura 12 miliar dan negara lainnya di Asia Tenggara. Pada tahun 2025 perekonomian digital Indonesia diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai USD 133 miliar.
Kehadiran Palapa Ring seyogyanya dapat dijadikan momentum untuk terus memacu perkembangan ekonomi digital di Indonesia agar dapat mengakselerasi kemajuan Indonesia secara merata di seluruh wilayah Indonesia, perekonomian yang dihasilkan dari Palapa Ring diproyeksikan akan mampu meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah layanan Palapa Ring yang akan tumbuh sebesar 4,5 pesen sampai 6,4 persen dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru mencapai 200.000 lapangan pekerjaan dalam kurun waktu 10 tahun.
Dampak selanjutnya yang dihasilkan dari Palapa Ring adalah perluasan ekspansi pasar disekor ritel dan pelayanan serta efisiensi sektor manufaktur dan industry. Hal ini dikarenakan konektivitas telekomunikasi nasional yang juga mendorong perkembangan keuangan, meningkatkan pertumbuhan dan juga perbaikan iklim bisnis dan investasi di Indonesia. Akses internet yang cepat juga akan mempercepat digitalisasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, serta kesejahteraan sosial.
Kita tentunya berharap dengan kehadiran Palapa Ring akan dapat memiliki nilai strategis dan sangat relevan untuk mengembangkan pembangunan ekonomi antar daerah guna mengurangi angka ketimpangan serta memperkuat aksesibilitas fisik, aksesibiltas digital, dan aksesibilitas pengetahuan.
Palapa Ring sebagai infrastruktur konektivitas digital menjadi kunci akselerasi digitalisasi di sektor pendidian, kesehatan, serta kesejahteraan sosial sehingga terjadi pemerataan pembangunan diseluruh wilayah Indonesia guna mengakselerasi pencapaian Indonesia Maju.
Palapa Ring mendorong kecepatan akses internet yang sangat berpengaruh terhadap keefektivan aktivitas ekonom dengan menekan biaya transaksi karena melalui konektivitas digital yang terintegrasi diyakini akan menekan biaya memperoleh informasi (information cost), biaya penegakkan kontrak (enforcement cost), dan biaya perundingan (bargaining cost).
Dari perspektif makro, adanya kemudahan akses internet yang cepat dan terintegrasi tersebut juga mendorong masuknya berbagai investasi akibat tren Big Data yang terus berkembang pesat di seluruh dunia saat ini. Brynjolfsson (2011) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan AS yang mengadopsi Big Data Analytics memiliki output dan produktivitas yang 5-6% lebih tinggi daripada investasi yang lain.
Hal yang sejalan juga disampaikan oleh McKinsey ( 2011) yang menunjukkan bahwa potensi Big data melampaui sektor ekonomi intensif data, seperti perbankan, investasi dan manufaktur, dan bahwa beberapa sektor pendidikan dan kesehatan.
Tren tersebut menunjukkan adanya potensi yang sangat besar dari bidang ekonomi digital dalam meningkatkan produktivitas ekonomi yang juga akan berkorelasi dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Artinya, jaringan internet yang cepat dapat berperan sebagai katalisator perbaikan iklim investasi, menghubungkan produk-produk UMKM ke jaringan pasar nasional bahkan pasar global, serta memperkuat industri kita agar semakin kompetitif.
Dari sisi peningkatan kualitas pelayanan publik juga akan semakin dirasakan manfaatnya nyatanya bagi masyarakat dengan penerapan pemerintahan berbasis digital melayani sehingga dapat mengakselerasi terciptanya iklim investasi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi regional.
Hal terakhir yang tak kalah pentingnya dari nilai strategis beroperasinya Palapa Ring sebagai “gerbang pintu tol langit Indonesia” adalah memperkuat Kedaulatan Negara serta meningkatkan daya saing ekonomi, tidak hanya di tingkat regional tetapi juga di tingkat internasional. Lompatan pembangunan di bidang infrastruktur telekomunikasi tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu instrument mengakselerasi pencapaian Indonesia Maju. Semoga
Foto: Lukas, Rusman - BPMI Sekretariat Presiden