Pariwisata, Lokomotif Baru Penggerak Ekonomi Indonesia

 
bagikan berita ke :

Selasa, 09 April 2019
Di baca 13812 kali

Oleh:

Eddy Cahyono Sugiarto

(Asdep Humas Kemensetneg)

 

“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.” – Mark Twain

Dinamika kultur dan perkembangan zaman telah secara nyata merubah konstelasi kehidupan, budaya serta segala hal yang berkaitan dengan keseharian, telah berganti dan akan terus berganti waktu demi waktu, demikian pula dengan kebutuhan primer manusia, semakin bertambah seiring dengan kemajuan perekonomian suatu bangsa.

Meningkatnya aktivitas ekonomi suatu bangsa membawa konsekuensi rutinitas yang   menyebabkan tingkat kebosanan yang semakin meningkat pula, waktu dan periode yang terus bergerak maju, menjadi faktor penting perihal pergeseran hakikat menjalani hidup, kesuksesan dan kenyaman hidup tidak lagi dilihat dari capaian sukses pekerjaan, namun telah terjadi shifting need ke aspek eksplorasi dan discovery.

Sikap manusia sebagai respons atas sesuatu, dapat dipastikan berbeda jika membandingkan kondisi saat ini dengan masa lampau. Sebuah bukti nyata dari manifesto term "modernisasi". Perubahan, terjadi di semua lini baik sosial, budaya, dan ekonomi.

Manusia, mau tidak mau harus mampu beradaptasi siap menghadapi disrupsi. Segala hal, cepat atau lambat akan terpaksa dan dipaksa berubah mengikuti perkembangan zaman. Begitu juga gaya hidup, yang berkembang sebagai dampak dari perubahan zaman, yang salah satunya dapat dicermati dari semakin meningkatnya kebutuhan akan rekreasi, mengeksplorasi hal-hal baru, yang didapat dari sektor pariwisata, hal inilah yang menjadikan pariwisata semakin mendapatkan tempat strategis dalam kehidupan manusia modern.

Peran strategis pariwisata dalam perekonomian di suatu negara, diprediksi akan semakin meningkat pada masa-masa mendatang, karena pariwisata mampu mentransformasi diri ke dalam kelompok industri terbesar dunia (The World's Largest Industry), pariwisata akan memainkan peran sentral dalam meningkatkan pendapatan negara, devisa dan penciptaan lapangan kerja.

Dijadikannya pariwisata sebagai lokomotif baru pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah senyatanya merupakan pilihan kebijakan strategis yang tepat, merujuk pada hasil Studi Bank Dunia, yang menegaskan peran penting sektor pariwisata bagi pembangunan berkelanjutan, mendorong pertumbuhan GDP, meningkatkan intensitas perdagangan internasional, menaikkan investasi global, disamping berperan dalam mengangkat negara-negara berpendapatan rendah (low-income countries).

Pariwisata Indonesia Semakin Moncer

Dengan berbagai argumen strategis pentingnya pengembangan pariwisata bagi perekonomian suatu bangsa, kita patut bersyukur Pariwisata menjadi salah satu lokomotif ekonomi baru, yang dapat diandalkan untuk berperan dalam menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang terbukti telah memperlihatkan capaian yang menggembirakan.

Hal tersebut ditandai dengan apresiasi yang tinggi terhadap capaian sektor pariwisata Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini, yang juga telah mendapatkan tempat di dunia internasional, bahkan Presiden RI Jokowi, dalam sambutan di Gala Dinner Ulang Tahun ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia di Jakarta, menegaskan kembali capaian ini dan harapan-harapan akan masa depan Pariwisata Indonesia.

Menurut Presiden Jokowi, Pariwisata Indonesia telah mendapatkan pengakuan dunia, sebagai destinasi terindah di dunia, Bali dinobatkan sebagai The Best Destination in The World oleh TripAdvisor 2017, Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam terindah di muka bumi. Hal tersebut dibuktikan dengan diraihnya peringkat keenam untuk negara terindah di dunia versi "Rough Guides", publisher ternama Inggris.

Tak hanya itu, data dari World Travel and Tourism Council (WTTC) pada tahun 2018 menetapkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat, yakni peringkat 9 dunia, peringkat 3 di Asia dan peringkat 1 di Asia Tenggara. Peringkat Indonesia di Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF), melesat dari ranking 70 tahun 2013 menjadi ranking 42 tahun 2017.

Berbagai capaian tersebut, sudah barang tentu membawa konsekuensi kemanfaatan yang nyata pariwisata sebagai lokomotif baru bagi ekonomi Indonesia, hal ini dapat dilihat dari rata-rata pertumbuhan wisatawan mancanegara 2014-2017 yang mencapai 49%, lebih tinggi dibandingkan periode 2011-2014 sebesar 23%. Pertumbuhan Wisatawan nusantara 2017 juga setali tiga uang, mengalami kenaikan tiga kali lipat dibandingkan pertumbuhan regional dan global, Indonesia tumbuh 22% sementara regional hanya tumbuh 7% dan global 6,4%.

Seiring dengan pertumbuhan jumlah wisatawan baik mancanegara dan nusantara, peran strategis sektor pariwisata sebagai lokomotif baru pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin nyata, dengan tercatatnya pariwisata sebagai penyumbang 3 besar devisa bagi Indonesia, pariwisata menyumbang USD15,20 miliar pada tahun 2017.

Pengembangan 10 Bali Baru sebagai destinasi prioritas sejatinya merupakan pilihan strategis dalam mengembangkan pariwisata secara inklusif, khususnya pariwisata daerah, yang sudah dirasakan manfaatnya bagi geliat pertumbuhan ekonomi regional, sebagai contoh Pendapatan Asli Daerah Danau Toba bila ditotal mengalami kenaikan 79% dibanding tahun 2016, demikian pula dengan dibukanya Bandara Silangit yang semakin berimbas pada berkembangnya sektor UMKM turunan dari sektor pariwisata.


Dalam perjalannya, berbagai terobosan baru dalam memastikan bergeraknya sektor pariwisata terus dikembangkan guna memastikan manfaat nyata ekonomi pariwisata bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, sebagai salah satu visi terbaru untuk pariwisata Indonesia, sebuah akulturasi narasi dari dua aspek berbeda yakni digitalisasi dan pariwisata, telah dikembangkan yakni  pariwisata 4.0,  sebagai respons atas dinamisme zaman, digitalisasi mengandung potensi besar terkait dengan publikasi keindahan Indonesia.

Pendekatan pariwisata melalui skema dan aspek digitalisasi menghasilkan pengalaman unik bagi para traveller. Selain lebih personal, proses digitalisasi membuat gairah pariwisata semakin tersebar luas. Informasi destinasi, harga tiket, dan paket perjalanan (guideline tourism) otomatis berada di genggaman. Fenomena semacam ini menghasilkan sebuah gaya baru dalam tatanan pemenuhan hiburan, yakni kendali penuh dari dan atas konsumen (experience tourism).


Digitalisasi juga secara tidak langsung telah memudahkan otoritas negara untuk lebih efektif melakukan kajian dan analisis bagi prospek pariwisata. Demografi, selera atraksi, dan psikografi dapat terdata juga terhimpun dengan mudah sebagai modal peningkatan kualitas layanan jasa. Digitalisasi mengingat segala potensi yang datang, telah memberikan multiplier effect bagi travel and tourism industry.

Kita tentunya berharap kolaborasi Pentahelix (akademisi, pebisnis, pemerintah, komunitas, dan media) menjadi sistem bauran bagi tiap pihak untuk menyentuh potensi dalam sektor pariwisata sehingga dapat membantu dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata, berbagai hambatan teknis, seperti mahalnya harga tiket penerbangan, dapat dicarikan solusinya dengan melihat kepentingan yang lebih besar.

Prospek industri pariwisata yang terus menggeliat, secara dependen membutuhkan kapabilitas sumber daya manusia, tantangan tersebut membutuhkan langkah sistemik dalam peningkatan kualitas SDM Pariwisata melalui institusi pendidikan berupa vokasi dan perguruan tinggi, yang diharapkan dapat menjadi basis laboratorium pertumbuhan tenaga ahli.

Beberapa strategi multidimensi telah dilakukan sebagai upaya persiapan, mulai dari perspektif fiskal dengan skema shifting to the front, perspektif edukasi dengan sekolah tinggi pariwisata, dan perspektif digitalisasi dengan mobile positioning data. Komitmen dan segala kebijakan peningkatan kualitas, dilaksanakan demi tercapainya akses, aksesibilitas, dan amenitas dalam gairah pariwisata.

Pariwisata telah menjadi primadona bagi Indonesia. Selain fungsi pokok sebagai pendulang devisa, pariwisata juga menjadi sektor andalan dan potensial untuk dikembangkan. Pemerintah telah berkomitmen menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi di tahun 2020. Untuk mencapai ambisi tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya konkret dan terstruktur sebagai langkah pencapaian.

Pemerintah daerah diharapkan dapat menginventarisasi potensi budaya dan alam yang dapat dikapitalisasi menjadi aktraksi menarik yang mampu menyedot kunjungan wisatawan, menjalin kerjasama dengan berbagai pelaku industry pariwisata, focus mengokasikan anggaran belanjanya dengan pendekatan money follow program, sehingga efektifitas program dan kegiatan dapat dirasakan manfaatnya bagi peningkatan sektor pariwisata.

Peningkatan sektor pariwisata dinyakini akan berkontribusi terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, untuk itu, branding, campaign, positioning, perlu terus diupayakan dan masyarakat perlu terus diedukasi agar bersikap sejalan dengan apa yang dibutuhkan oleh para wisatawan, terkhusus mancanegara. Selain sumber daya alam, iklim pariwisata juga patut untuk diperhatikan.

Kita tentunya berharap sinergi terus dapat ditumbuhkembangkan dari berbagai lembaga/kementerian terkait dan pemangku kepentingan lainnya, untuk menyatukan visi dan misi perihal pariwisata, dengan mengedepankan Indonesia Incorporated, koordinasi hanya menjadi fungsional jika segala stakeholders menerapkan dan melakukan kebijakan tanpa adanya turbulensi antar tiap keinginan, sehingga  perkembangan sektor pariwisata dapat dirasakan manfaat kongritnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Semoga. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
42           10           2           3           4