Penangkaran Rusa Totol Jinak di Istana Kepresidenan Bogor

Indonesia  | English
bagikan berita ke :

Selasa, 03 November 2020
Di baca 8823 kali

Memandangi kawanan rusa totol jenis axis-axis yang berkeliaran bebas di halaman rumput Istana Kepresidenan Bogor dapat menjadi sebuah hiburan murah meriah bagi masyarakat Bogor dan sekitarnya. Bayangkan bila kita dapat berinteraksi lebih dekat dengan menyentuh dan memberi makan rusa-rusa cantik itu. Tentu hal ini akan menjadi pengalaman yang berkesan bagi masyarakat, khususnya bagi para pengunjung Istana Kepresidenan Bogor.

 

Rusa-rusa totol koleksi Istana Kepresidenan Bogor pertama kali di bawa oleh Gubernur VOC, Sir Thomas Stamford Raffles dari daerah perbatasan India dan Nepal pada tahun 1814. Kini, hewan ini sudah lebih dari 200 tahun menghuni dan berkembang biak di area padang rumput halaman Istana Bogor. Hingga kini, koleksi rusa-rusa totol Istana Kepresidenan Bogor sudah berjumlah lebih dari 800 ekor. Rusa ini terbagi dalam beberapa kelompok kawanan yang mendiami area padang rumput halaman Istana Kepresidenan Bogor.

 

Rusa-rusa di Istana Kepresidenan Bogor dianggap sebagai hewan liar karena tidak ditangkar dan dirawat secara intensif sejak dilahirkan. Kawanan rusa totol ini juga memiliki naluri pertahanan yang mampu mendeteksi kehadiran makhluk asing yang bukan kawanannya. Oleh karena itu, hewan ini sulit untuk didekati oleh manusia dan pengunjung pun hanya dapat melihatnya dari pagar luar Istana. Masyarakat, khususnya para pengunjung Istana Kepresidenan Bogor berharap dapat berinteraksi lebih dekat hingga berfoto bersama rusa-rusa cantik.

 

Perhatian Presiden Joko Widodo Terhadap Rusa

Ide mengenai penangkaran rusa totol jinak diawali pada tahun 2015 saat Presiden Joko Widodo melihat ada seekor anak rusa yang bagian ekornya terluka, Melihat kejadian tersebut, Bapak Presiden melalui ajudan memerintahkan agar anak rusa yang terluka itu segera dirawat secara intensif oleh pihak terkait di Istana Kepresidenan Bogor selaku pengelola hewan koleksi Istana.

Sesaat setelah dilahirkan, seekor anak rusa biasanya disembunyikan sejenak di semak-semak dan ditinggalkan oleh sang induk untuk mencari makanan. Setelah itu, barulah sang induk kembali mendatangi persembunyian bayi rusa untuk disusui. Masalah timbul bila bayi rusa tersebut diganggu oleh hewan pemangsa seperti biawak, musang, atau binatang pengerat. Induk rusa tidak dapat lagi mengenali bayi rusanya dikarenakan bau tubuhnya telah berubah seperti bau tubuh hewan pemangsa yang berusaha memakannya. Hingga akhirnya, bayi rusa tersebut ditinggalkan oleh induknya. Hal ini menyebabkan meningkatnya angka mortalitas anak-anak rusa. Kondisi ini terutama terjadi pada saat musim kelahiran pada bulan Juni hingga Agustus.

 

Staf pengelola hewan koleksi Istana Bogor, Ali Syarifudin menjelaskan bahwa penangkaran rusa totol jinak di Istana Bogor telah berada pada fase mapan. Itu berarti seluruh proses perawatan rusa totol sejak ditangkarkan hingga kembali dilepas di padang rumput Istana Bogor telah berstandar. Inovasi penangkaran yang dikembangkan oleh Kepala Istana Kepresidenan Bogor dibantu oleh staf pengelola hewan koleksi Istana ini terbukti dapat menekan angka kematian anak rusa. Tercatat telah lebih dari 30 ekor bayi rusa yang dapat diselamatkan dan ditangkarkan di lingkungan Istana Kepresidenan Bogor. Namun demikian, jumlah bayi rusa yang dapat dirawat dalam setiap periode masih terbatas karena mahalnya biaya perawatan bayi-bayi rusa yang ditangkarkan.

 

Proses Penangkaran Rusa Totol Istana Kepresidenan Bogor

Sejak ditemukan terpisah dari kelompoknya, bayi rusa totol dipindahkan ke kandang perawatan dan diberikan minuman pengganti susu induknya sebanyak 4x sehari selama 4 bulan pertama. Minuman pengganti susu harus diberikan dalam keadaan hangat bersuhu 36-37 derajat celcius. Ini dilakukan agar anak rusa tidak mengalami kembung yang kemudian dapat menyebabkan kematian.

 

Selama 3 hari pertama mengkonsumsi minuman pengganti susu induk, pada bayi rusa akan didapati feses cair berwarna kuning. Ini adalah tanda bahwa bayi rusa sedang beradaptasi dengan minuman pengganti susu induk barunya. Makanan tambahan berupa rumput segar dan pasir bergaram juga dikonsumsi secara alamiah oleh anak rusa saat berjemur di halaman Istana Kepresidenan Bogor.

 

Setelah melewati masa kritis 4 bulan pertama, anak rusa yang mulai beranjak dewasa akan menolak untuk mengkonsumsi minuman pengganti susu induk dan mulai mencari padang rumput terdekat untuk mulai mengunyah rumput segar.

 

Selama 7 bulan di bawah perawatan para pekerja, anak-rusa totol sudah tidak asing berada dekat dengan manusia. Hal ini membuat anak-anak rusa merasa nyaman saat mendapatkan makanan langsung dari tangan para pengunjung yang datang.

Perhatian Presiden Joko Widodo terhadap hewan koleksi Istana Kepresidenan menjadi model sekaligus tantangan bagi jajaran pengelola Istana Kepresidenan Bogor untuk senantiasa memperhatikan dan memelihara lingkungan sekaligus penghuni Istana Kepresidenan Bogor. Tentu saja, karena kehadiran hewan koleksi istana ini sudah menyuguhkan hiburan tersendiri bagi para Presiden Joko Widodo dan keluarga, para jajaran pengelola, dan pengunjung Istana Kepresidenan Bogor. Oleh karena itu, inovasi penangkaran rusa totol koleksi Istana diharapkan juga dapat diterapkan oleh lembaga atau organisasi yang telah mendapatkan fasilitas hibah rusa totol dari Kementerian Sekretariat Negara. (Muhamad Muhtar-Istana Kepresidenan Bogor)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
17           31           3           7           7