Perpustakaan Kementerian Sekretariat Negara Turut Meriahkan Perpustakaan Nasional Expo 2018

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 26 Mei 2018
Di baca 2905 kali

Apalah arti perpustakaan tanpa adanya kunjungan pemustaka atau pengguna perpustakaan. Walaupun kemajuan teknologi  menjadikan informasi serba digital  dan menimbulkan pergeseran pola perilaku pemustaka terhadap perpustakaan, namun kunjungan ke perpustakaan secara fisik masih tetap diperlukan. Sehingga kegiatan mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat umum harus terus dilakukan.  Selain mendorong kunjungan fisik pemustaka ke perpustakaan, perpustakaan itu sendiri perlu bertransformasi menjadi smart library. Dengan bertransformasi tersebut, perpustakaan dapat semakin mengokohkan perannya di masyarakat dan para pengelola perpustakaan dan para pustakawannya juga semakin dapat terus bergerak menebarkan virus-virus literasi membaca kepada seluruh masyarakat. Demikian tujuan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Expo 2018 ini diselenggarakan.

 

Perpusnas Expo 2018 merupakan ajang pameran perdana yang diikuti Perpustakaan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Kegiatan pameran ini salah satu bentuk promosi perpustakaan, yaitu pelayanan mengenalkan seluruh aktivitas yang ada di perpustakaan agar diketahui oleh masyarakat. Promosi perpustakaan pada dasarnya merupakan forum pertukaran informasi antara perpustakaan dan pemustaka dengan tujuan utama memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk pemustaka untuk memanfaatkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perpustakaan. Hasil dari promosi perpustakaan yang diharapkan adalah tumbuhnya kesadaran sampai tindakan nyata untuk memanfaatkannya.

 

Promosi perpustakaan perlu dilakukan agar seluruh aktivitas yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat diketahui dan dipahami oleh pengguna. Promosi merupakan salah satu komponen pemasaran. Dengan mempromosikan kelembagaan, koleksi, sistem dan jenis pelayanan, maka terjadilah proses pendekatan informasi kepada pengguna. Sebagaimana definisi pemasaran menurut Kotler, pemasaran (marketing) adalah suatu proses sosial dan manajerial, yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (exchange).

 

Pengguna menjadi tahu koleksi apa yang ada dan pelayanan apa saja yang tersedia. Sedangkan bagi yang belum tahu atau tahu tapi belum pernah memanfaatkan jasa layanan, akan mengenal kemudian tertarik untuk datang atau memanfaatkan, sehingga pengunjung bertambah dan pemakaian serta pemanfaatan bahan pustaka ataupun jasa layanan perpustakaan juga semakin tinggi.

 

Dalam pameran ini, Perpustakaan Kemensetneg memamerkan buku terbitan khusus  Kemensetneg, diantaranya buku-buku tentang istana-istana kepresidenan, buku sejarah Kemensetneg, buku Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), buku kumpulan perundang-undangan, majalah INOVASI, dan Stastsblad tahun 1913.

 

Dalam kesempatan tersebut, Perpustakaan Kemensetneg juga memamerkan sebuah buku langka yang yang ditulis oleh Mohammad Yamin, berjudul “Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia”. Buku ini disebut langka karena pada halaman judulnya terdapat tulisan tangan asli penulis yang ditujukan kepada Bung Karno, Presiden RI pertama, “Dipersembahkan kepada Bung Karno pengetua negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Konstitusi Proklamasi. Djakarta, 12 Djuli 1960. ttd Moh.Djamin”.

 

Keikutsertaan Perpustakaan Kemensetneg dalam Perpusnas Expo 2018 mendapat sambutan dan animo cukup besar dari masyarakat, khususnya mahasiswa dan pelajar. Setidaknya tercatat 827 pengunjung stan yang antusias menuliskan kesan pesannya pada secarik kertas yang ditempel pada dinding stan. Beragam komentar atau pesan yang dituliskan pengunjung, sebagian besar memberikan ucapan selamat dan dorongan untuk terus maju dan sukses untuk Perpustakaan Kemensetneg. Salah satu komentar pengunjung yang menarik yaitu “Maju terus perpustakaan Indonesia, salam buat Pak Presiden, semoga bisa ketemu langsung sama Bapak”.

 

Ada pula pengunjung yang menuliskan, Baru tahu ada Perpustakaan Setneg dan dibuka untuk umum”.  Cukup banyak pengunjung yang menuliskan hal serupa, sehingga perlu digarisbawahi, ternyata masyarakat belum banyak mengetahui keberadaan Perpustakaan Kemensetneg. Kegiatan promosi perpustakaan pun merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan secara rutin, agar Perpustakaan  Kemensetneg dapat dikenal lebih baik oleh masyarakat. Pengunjung juga berharap, Perpustakaan Kemensetneg dapat berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Harapan ini diantaranya datang langsung dari ahli Sejarah Indonesia, Mestika Zed, ketika berkesempatan mengunjungi stan Perpustakaan Kemensetneg.

 

Perpusnas Expo 2018 merupakan salah satu rangkaian kegiatan  dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Perpustakaan Nasional ke 38 yang digelar selama sepekan, tanggal 7 s.d. 14 Mei 2018. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta. Berbagai jenis kegiatan yang dilakukan untuk meramaikan kegiatan ini, antara lain pameran, bincang buku, seminar, pemutaran film dan resital piano. Salah satu bincang buku yang menarik yaitu pembahasan buku Indonesie Virj dan Sarinah, yang digagas oleh Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Bukittinggi dan Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar.  Tak kalah menarik pada penghujung acara, Perpusnas mendatangkan pianis jazz tunanetra  kelas dunia Ade ”Wonder” Irawan.

 

Diharapkan dengan mengikuti ajang Perpusnas Expo, masyarakat umum dapat lebih mengenal Perpustakaan Kemensetneg dan memanfaatkan sumberdaya koleksi yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan informasi, sehingga Perpustakaan Kemensetneg juga dapat berperan serta dalam meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat.  (Dhian Deliani/TU – Humas Kemensetneg )

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
11           0           0           0           1